blank
Tim PkM FE USM melakukan optimalisasi digitalisasi manajemen cash flow, kepada pelaku UMKM Klaster Bandeng Kota Semarang. Kegiatan ini diikuti 23 pelaku UMKM Klaster Bandeng Kota Semarang. Foto: dok/usm

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Semarang (USM), belum lama ini melakukan optimalisasi digitalisasi manajemen cash flow.

Kegiatan itu dilakukan melalui program kerja pelatihan serta pendampingan, kepada pelaku UMKM Klaster Bandeng Kota Semarang, di Sekretariat UMKM setempat. Kegiatan ini diikuti 23 pelaku UMKM Klaster Bandeng Kota Semarang.

Tim PkM FE USM terdiri dari Ketua Drs Aprih Santoso MM, anggota Dr Ardiani Ika S SE MM Akt CA CPA dan Saifudin SE MSi. Tim dibantu dua mahasiswa program studi S1 Akuntansi USM.

BACA JUGA: Warga Jepara Padati Alun-alun 1 untuk Nobar Film R.A. Kartini

Menurut Aprih, pelaku UMKM dituntut untuk bisa tetap eksis dan survive, dalam menghadapi dinamika bisnis yang mengglobal. Namun dalam pergerakan bisnis, ada beberapa kendala yang dihadapi pelaku UMKM, di antaranya ketidakmampuan memisahkan keuangan pribadi dan keuangan untuk usaha.

”Hal ini muncul, karena tidak adanya kedisiplinan dalam mencatat dan memisahkan keuangan pribadi dengan keuangan untuk usaha. Sehingga muncul permasalahan dalam menghitung pendapatan usaha,” katanya.

Ditambahkan dia, tujuan kegiatan ini untuk memberikan penguatan pengetahuan digitalisasi manajemen cash flow, kepada para pelaku UMKM Klaster Bandeng Kota Semarang. Sehingga ke depan, mereka mampu bertindak secara responsif dan adaptif, terhadap pendapatan yang diterima.

BACA JUGA: Peringati Hari Kartini, Forum Taman Baca Masyarakat Donasi Buku

Selain itu juga, mampu mencatat serta memisahkan keuangan pribadi dan keuangan untuk usaha, dengan support penuh dari aplikasi digital. Hal ini serta merta memperkuat manajemen cash flow secara lebih optimal.

”Artinya, dengan bantuan aplikasi financial digital, maka pengelolaan keuangan perlu dicatat dalam buku kas harian sederhana, buku biaya, buku pencatatan barang dan beberapa pembukuan pendukung lainnya. Sehingga dengan tertib mencatat pembukuan usaha, maka tata kelola keuangan bisa berjalan dengan rapi dan tertib,” tandasnya.

Riyan