blank
Suasana tradisi sewu kupat Kangjeng Sunan Muria. Foto:Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Tradisi Sewu Kupat Sunan Muria menjadi salah satu puncak tradisi syawalan di Kabupaten Kudus. Ribuan masyarakat tumplek blek di Taman Ria Colo, pusat penyelenggaraan tradisi ini, Rabu (17/4).

Hadir dalam kegiatan tersebut Pj Bupati Kudus Hasan Chabibie, Ketua DPRD Kudus H Masan, serta para pejabat Forkopimda. Yang istimewa Anggota DPR RI sekaligus mantan Bupati Kudus H Musthofa yang merupakan penggagas tradisi ini berkesempatan langsung hadir dalam acara tersebut.

Tradisi sewu kupat tahun ini kembali digelar secara meriah setelah beberapa tahun sebelumnya sempat vakum akibat pandemi Covid 19. Ribuan masyarakat tumplek blek menyaksikan tradisi ini.

Tradisi tahun ini menghadirkan belasan gunungan ketupat dari berbagai desa di wilayah Kecamatan Dawe. Belasan gunungan ketupat tersebut terlebih dulu dibawa ke makam Sunan Muria untuk prosesi pembacaan tahlil dan doa bersama pagi haru usai shalat Subuh.

Selanjutnya, gunungan ketupat tersebut diarak menuruni lereng gunung Muria menuju Taman Ria Colo. Turut mengikuti kirab ratusan warga yang membawa berbagai hasil bumi sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah yang kuasa.

Setelah melalui sejumlah prosesi, serta sejumlah penampilan kesenian, gunungan ketupat tersebut kemudian direbut oleh ribuan warga yang sedari pagi sudah menunggu di lokasi. Mereka rela saling berdesakan untuk mendapatkan isi gunungan.

Warga antusias memperebutkan isi gunungan dengan harapan mendapatkan keberkahan dari Sunan Muria.

“Alhamdulillah, ini dapat ketupat. Semoga menjadi berkah dari Kangjeng Sunan Muria,”ujar Sulastri, warga Undaan yang sengaja hadir dalam tradisi tersebut.

Pj Bupati Kudus Hasan Chabibie dalam sambutannya cukup terkesan dengan kegiatan sewu kupat ini. Menurutnya, selama tiga bulan bertugas di Kudus, dia melihat banyak tradisi dan kearifan lokal dari masyarakat Kudus.

“Seperti syawalan ini, ternyata banyak tradisi yang dilakukan masyarakat,”tandasnya.

Oleh karena itu, Hasan berharap tradisi ini bisa terus dirawat dan dilestarikan agar mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

blank
Anggota DPR RI H Musthofa selaku penggagas acara sewu kupat Sunan Muria saat memberi sambutan. Foto:Ali Bustomi

Anggota DPR RI H Musthofa dalam sambutannya mengatakan tradisi sewu kupat ini diyakini memiliki keberkahan tersendiri. Tradisi ini merupakan bentuk tawadlu kepada Kangjeng Sunan Muria.

Oleh karena itu, Musthofa yakin siapapun yang hadir dalam tradisi sewu kupat Muria ini, baik masyarakat umum hingga pejabat publik akan mendapat kelancaran di masa depannya.

“Dulu ada pak Dandim yang selalu hadir dalam kegiatan ini, sekarang sudah bintang dua. Dulu ada bu Tika (Mutrika) yang masih Kasi, sekarang sudah jadi kepala Dinas Pariwisata. Saya dua kali jadi bupati dan dua kali jadi DPR RI, semua lancar. Jadi, saya minta agar tradisi ini terus dilestarikan,”kata Musthofa.

Sebagai puncak tradisi, Musthofa melakukan pemotongan ketupat dan menyerahkan kepada Ketua DPRD Kudus H Masan, serta sejumlah pejabat Forkopimda untuk kemudian diserahkan ke masyarakat.

Ali Bustomi