“Konflik dengan atasan, miss komunikasi, kurang pengertian satu sama lain, dan perbuatan semena-mena pada karyawan lain. Kalau hal-hal seperti ini terbiasa untuk dibiarkan akan membuat suasana kerja nggak nyaman,” terangnya.
Lidya memahami jika karakter setiap generasi dan personal adalah unik. Sehingga dengan menjadikan kecerdasan sosial dan emosional sebagai solusi, ia berharap esainya dapat memberi manfaat bagi generasi X dan Z, serta fresh graduate maupun mereka yang akan memasuki dunia kerja.
“Diharapkan mereka akan bisa menyelesaikan masalah dengan kecerdasan sosial emosional. Sehingga secara emosi matang dan di sosial mampu untuk memahami satu sama lain, menjadi suportif. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat,” jelasnya.
Berdoa dan Berusaha
Tidak hanya membaca, percaya akan penyertaan Tuhan, rasa percaya sendiri, dan semangat untuk berusaha semaksimal mungkin juga menjadi kunci keberhasilan bagi pencapaian kedua mahasiswa berprestasi ini. Mereka merasa mendapatkan banyak bantuan dan dukungan fasilitas yang memadai.
“Di sekitar kita ada banyak sekali bantuan, tinggal bagaimana kita yang mau untuk mencari tahu lebih lanjut. Semisal butuh sumber referensi, bisa ke perpustakaan. Kalau butuh bimbingan, bisa hubungi dosen. Bahkan tidak harus ke dosen pembimbing, ada dosen-dosen lain yang bersedia membantu,” ujar Cindy.
Saat ini, Cindy dan Lidya, kembali mengikuti lomba penulisan esai nasional di PsychoPaper oleh “Psychology Village”, Universitas Pelita Harapan (UPH), yang berlangsung antara 1 Maret 2024 sampai dengan 25 April 2024.
Ning S