“Dengan semakin banyak membaca, kita dapat memperluas pemahaman kita. Selain itu, saya percaya pada prinsip just do it. Kalau ada ide apapun, langsung ditulis aja, segera dicatat. Ketik apapun yang kamu tahu supaya nanti ide-ide itu bisa digali lebih lanjut,” ujar perempuan asal Jayapura ini.
Kecerdasan Sosial dan Emosional Penting
Berbagi isi esai yang dibuat, Social & Emotional Intelligence menjadi sub-tema yang dipilih Cindy dan Lidya dari tema besar Psyfest 2024, Be Adaptive in The Changing World.
Tulisan Daniel Goleman menjadi inspirasi dari penulisan esai Cindy. Membaca salah satu karya tokoh tersebut, ia sependapat jika kecerdasan sosial emosional sebaiknya dibentuk sejak usia dini. Menurutnya kebanyakan dari praktik dan dokumen rekam kondisi serta perkembangan anak masih terfokus pada kondisi fisik saja.
“Sebagai asisten dosen Psikologi Perkembangan jadi semakin tahu, kita tuh cenderung selalu hanya fokus ke bagaimana kondisi fisik anak. Tapi, adakah perhatian yang sama untuk kecerdasan sosial emosional anak?,” tuturnya.
Kemola menjadi ide program yang ia usung. Cindy menjelaskan bahwa Kemola merupakan program pelatihan bagi pasangan suami istri yang akan mempunyai anak, di mana peserta program akan dilatih cara mendidik anak tentang kecerdasan sosial emosional.
“Mereka bisa daftar ke program KEMOLA untuk dilatih dalam kurun waktu 9 bulan. Akan ada beberapa materi dan mereka juga bisa memilih secara fleksibel jadwal pelatihan,” jelasnya.
Tidak kalah unik, Lidya dengan bersemangat menjelaskan topik esainya. Lewat tulisannya, perempuan asal Kupang ini hendak memberikan solusi dalam kesenjangan antar generasi X dan Z di lingkungan kerja. Lidya mengungkapkan jika fenomena konflik dalam dunia kerja kerap dianggap remeh, namun dapat berdampak serius dalam hubungan kerja sama antar karyawan.