JEPARA (SUARABARU.ID)- Pondok Pesantren Al Falah, Desa Bakalan, Kecamatan Kalinyamatan menggelar kegiatan Gerakan Santri Menulis 2024, Senin (1/4/2024).
Acara yang dihadiri Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta didampingi Sekda Jepara Edy Sujatmiko, Kepala Diskominfo Jepara Arif Darmawan, dan para pejabat terkait.
Dalam kesempatan itu, Penjabat (Pj) Bupati Jepara H. Edy Supriyanta mengajak para santri untuk gemar menulis. Diungkapkannya, tokoh-tokoh besar di Kota Ukir dikenal berkat tulisannya. Bahkan karya-karya itu masih bisa dinikmati hingga sekarang.
“Ayo siapa yang tahu tokoh Jepara yang gemar menulis?,” tanya Pj. Bupati H. Edy Supriyanta, dalam Gerakan Santri Menulis 2024.
Mendengar dari jawaban para santri hanya ada satu nama yang disebut, yaitu R.A. Kartini. Selain sosok pahlawan tersebut, kata Pj. Bupati H. Edy ada tokoh-tokoh besar lain dari Jepara yang dikenal karena tulisannya. Antara lain, R.M.P. Sosrokartono, serta Dr. Cipto Mangankusumo.
Menurutnya, sepak terjang kedua tokoh itu sangat luar biasa. Sosrokartono, merupakan figur yang cerdas dan seorang poliglot (pandai dalam berbagai bahasa). Sedangkan Dr. Cipto Mangunkusumo adalah seorang aktivis keturunan ningrat yang memiliki penampilan sederhana. “Mereka dikenal karena tulisan tangan mereka, yang memperjuangkan bangsa dan negara,” kata H. Edy.
Memilik spirit dari tokoh-tokoh tersebut, para santri diajak untuk gemar menulis. Harapannya bisa mewarisi semangat dan perjuangan mereka.
Wakil Pimpinan Redaksi Suara Merdeka Rukardi mengatakan, selain tiga tokoh yang disebut oleh Pj. Bupati Jepara ada tokoh besar lain yang dikenal karena tulisannya. Sosok tersebut adalah Kiai Sholeh Darat. Ia adalah ulama besar yang lahir di Jepara pada tahun 1820. Sosok tersebut pun diriwayatkan menjadi guru R.A. Kartini.
“Beliau ini penulis kitab huruf pegon. Beliau sangat rendah hati, dan spaktrumnya sangat kuat. Sosok yang menyiarkan Islam dengan gaya bahasa sederhana. Saat itu masyarakat belum bisa baca tulisan. Mbah Soleh ajarkan agama dengan cara sederhana,” kata Rukardi.
Selain Mbah Soleh Darat, juga ada Mbah Kiai Ahmad Fauzan. Sosok ini berjuang secara fisik maupun pemikiran saat menghadapi Sekutu maupun Jepang. “Di satu sisi Beliau seorang ulama yang menulis yaitu syair. Juga dikenal sebagai Kiai Pengelana,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Diskominfo jepara Arif Darmawan mengajak para santri untuk bijak dalam memanfaatkan media sosial. Diibaratkannya sebagai mata pisau, jika salah penggunaan akan sangat berbahaya.
ua/diskominfo