blank
Sisa-sisa reruntuhan benteng VOC Belanda.

JEPARA (SUARABARU.ID)- Jika anda berkunjung ke Kabupaten Jepara, selain bisa menikmati keindahan alam berupa laut dan pantainya, atau bisa melihat keindahan kerajinan seni ukirnya, anda juga bisa mengunjungi situs-situs bersejarah yang tersebar di beberapa sudut kota. Salah satunya adalah Benteng VOC Belanda yang dibangun pada abad 16 M dan terletak di Jl. Makam Pahlawan.

blank
Benteng VOC Belanda sekarang. Yang terletak di perbukitan Jepara.

Betapa pentingnya kantor dagang milik VOC Belanda yang terletak di sebuah perbukitan Jepara kala itu. Sebuah benteng peninggalan Belanda yang lebih dikenal dengan sebutan Loji Gunung ini menjadi saksi runtuhnya Mataram saat kekuasaan berada di tangan Amangkurat.

Dalam sebuah buku karya De Graaf yang berjudul Runtuhnya Istana Mataram, banyak sekali memuat surat-surat yang ditulis oleh pihak Belanda mengenai konflik yang terjadi di istana Mataram saat itu. Sebagian besar surat-surat tersebut ditulis dari Jepara. Salah satu kabar yang dikirim oleh Belanda tentang keadaan Amangkurat yang murka kepada kedua anaknya, Adipati Anom dan Raden Aria Tiron (Surat dari Jepara tertanggal 15 September 1672; K.A. No 1180, hlm. 979).

Ada juga sebuah surat yang ditulis dari Jepara yang menyebutkan bergabungnya Raden Trunajaya dengan pihak oposisi. Dalam hal ini adalah Raden Kajoran. “Kemudian ia diterima oleh Pangeran Kajoran Ambalik sebagai menantu, dan sejak itu amat disayangi oleh Pangeran itu. Perkawinan ini dikukuhkan oleh pejabat istana, Jagapati. (Surat dari Jepara tertanggal 15 Maret 1677. K.A. No. 1218 hlm. 1634).

Masih terkait dengan pemberontakan Trunajaya, pada 19 Oktober 1671 diberitakan dari Jepara, syahbandar Cina di sana menerima surat dari rekannya yang memberitakan bahwa di Teluk Sampang ada sebuah sampan lepas ke laut, dan semua awak kapal telah dipukuli sampai mati. Pemilik perahu itu rupanya seoarang bangsa Eropa, konon bernama Kees (K.A. No. 1173). (De Graaf, 2023:91).

Konflik berkepanjangan antara Amangkurat I dengan Raden Trunajaya menjadi awal runtuhnya Mataram. Bahkan Mataram tidak berkutik sama sekali ketika VOC Belanda dengan leluasanya meguasai sebagian besar wilayah Mataram. Hal ini tercatat dalam sejarah sebagai berikut.

Pemberontakan Trunajaya dapat dipadamkan setelah Adipati Anom (putra mahkota Amangkurat I) diperintah ayahnya, untuk meminta bantuan kepada Belanda yang berkantor di Jepara. Sehingga terjadilah apa yang disebut dengan ‘Perjanjian Jepara’.

Isi Perjanjian Jepara antara lain, seluruh biaya perang menghadapi Trunajaya harus ditanggung Mataram. Kedua, VOC meminta semua pelabuhan di pesisir utara dari Karawang sampai ujung Jawa digadaikan kepada VOC, dan akan dikembalikan setelah Mataram melunasi hutangnya.

Syarat ketiga, seluruh wilayah Mataram antara sebelah barat Sungai Pamanukan hingga pesisir selatan diserahkan kepada VOC. Keempat, VOC diberi hak monopoli untuk perdagangan kain dari India dan Persia, serta beras di seluruh wilayah Mataram. Kelima, VOC diperbolehkan menempatkan pasukannya di ibukota Mataram.

ua