blank
Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Semarang, Miftahudin meraih gelar Doktor. Foto: Dok/UKSW (27/2/2024).

SALATIGA (SUARABARU.ID) – Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Semarang, Miftahudin meraih gelar Doktor pada Program Studi (Prodi) Doktor Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).

Miftahudin lulus dengan predikat terpuji atau cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.9. Miftahudin menerima kelulusannya setelah berhasil mempertahankan disertasi berjudul “Konstruksi Model Sekolah Ramah Anak Kategori Maju: Belajar dari Praktik di SMP Kota Semarang”.

Ia memaparkan disertasinya di hadapan pemimpin sidang, promotor dan ko promotor, serta para penguji di Ruang Probowinoto Gedung G, Selasa (27/2/2024).

Yudisium dipimpin oleh Dekan FEB UKSW Dr. Yefta Andi Kus Noegroho, S.E., M.Si., Akt., dengan Promotor Prof. Dr. Gatot Sasongko, S.E., M.S., serta Ko Promotor Prof. Ir. Lieli Suharti, M.M., Ph.D., dan Prof. Dr. Agus Sugiarto, S.Pd., M.M. Sementara itu bertindak sebagai penguji adalah Prof. Christantius Dwiatmadja, S.E., M.E., Ph.D., dan Roos Kities Andadari, S.E., MBA., Ph.D.

Miftahudin menjelaskan, pendidikan inklusif, berkualitas setara, dan terhindar dari perundungan dapat diwujudkan melalui sekolah ramah anak (SRA) kategori maju. Namun, menurutnya terdapat enam dimensi yang menjadi syarat terwujudnya SRA belum sepenuhnya terlaksana.

“Hal ini dikarenakan karakter, kompetensi, dan peran sumber daya manusia kurang maksimal dan belum ada model SRA kategori maju,” jelas Ayah 2 putri dan 6 putra ini.

Hasil penelitiannya menemukan bahwa SRA kategori maju terbentuk karena adanya peran faktor internal dan eksternal sekolah, dan program sekolah. Faktor internal sekolah meliputi karakter dan kompetensi kepala sekolah, pendidik, serta peserta didik. Sedangkan, faktor eksternal sekolah meliputi peran orang tua, alumni, puskesmas, dan lainnya.

“Di sisi lain, program sekolah ramah anak kategori maju meliputi pelatihan disiplin positif bagi warga sekolah, layanan pengaduan perundungan, pembentukan agen perubahan, alumni mengajar, dan kegiatan parenting,” bebernya.

Dalam implikasi teori dinyatakannya bahwa tata kelola kelembagaan di tingkat internal yang baik sangat berdampak pada keberhasilan program. Sementara itu, implikasi terapannya yaitu kepala sekolah dapat memberikan pembinaan dan pendampingan kepada pendidik dan peserta didik agar program SRA dapat berjalan dengan baik.

Kolaborasi pengembangan bersama

Dalam kesempatan ini, Promotor Prof. Dr. Gatot Sasongko memberikan ucapan selamat kepada Miftahudin atas gelar doktor yang baru saja diterimanya.

“Selamat kepada Pak Miftahudin. Dengan ini, Anda mempunyai kepakaran pendidikan yang juga dilengkapi kemampuan manajerial dari penelitiannya. Kiranya apa yang didapat di program Doktor Manajemen FEB dapat menjadi bekal lebih untuk melayani masyarakat,” ucapnya.

Dekan FEB Dr. Yefta Andi Kus Noegroho, S.E., M.Si., Ak., CMA., CA., juga mengungkapkan rasa bangga dan bahagia atas lahirnya doktor baru di FEB. “Kami berharap ilmu yang didapatkan dapat digunakan dan dikembangkan. FEB sebagai institusi di mana Bapak mengenyam pendidikan selalu terbuka untuk kolaborasi demi pengembangan bersama,” tuturnya.

Menurutnya, dalam meningkatkan kualitas pendidikannya, FEB terus mengembangkan prodi dan fakultasnya. “Saat ini, FEB mempunyai 7 Prodi dari S1 hingga S3 yang hampir seluruhnya telah terakreditasi Unggul. Tahun ini, UKSW baru saja meraih Bintang 3 untuk QS Star Rating, dan akan mendaftar World University Ranking,” terangnya.

Hadir dalam yudisium antara lain, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Semarang Erwan Rahmat, S.Pd, M.Pd., Ketua Dewan Pendidikan Kota Semarang (DPKS) Dr. Drs. Budiyanto S.H, M.Hum., Sekretaris DPKS Setyo Budi, S.Pd, MM., Ketua PGRI Kota Semarang Dr. Nur Khoiri, S.Pd., M.T., M.Pd., serta pejabat dan pimpinan Dinas Pendidikan Kota Semarang dan lainnya.

Ning S