SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baik di pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota di Jawa Tengah agar ‘melek’ atau terbuka terhadap akses inovasi dalam memberikan pelayanan publik.
“Inovasi inilah yang kita dorong. Kita punya tanggungan melayani masyarakat, kita butuh berinovasi, sehingga pelayanan kita diterima dengan baik oleh masyarakat,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno pada acara sosialisasi kebijakan pelayanan publik Provinsi Jawa Tengah, di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Selasa, 27 Februari 2024.
Dengan melakukan inovasi, masyarakat akan lebih mudah dan cepat mendapatkan pelayanan, sehingga merasa puas atas pelayanan yang diberikan pemerintah.
Analis Kebijakan Utama Kementerian PANRB, Muhammad Imanuddin mengatakan, indeks pelayanan publik nasional 3,99, sedangkan indeks pelayanan publik di Provinsi Jawa Tengah di atas nasional, yakni rata-rata 4,41.
“Jadi di Jawa Tengah ini rata-rata adalah 4 koma sekian, demikian juga dengan pemerintah kota dan kabupaten,” kata Imanuddin.
Menurut dia, capaian indeks pelayanan di Jateng dipengaruhi oleh tiga faktor. Yakni kepemimpinan, kebijakan, serta birokrasi.
“Kami berharap momentum seperti ini terus dipertahankan dan ditingkatkan. Kita inginkan Provinsi Jateng dan kabupaten/kota di Jateng menjadi yang terdepan,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Pemprov Jateng juga memberikan penghargaan kepada lima OPD di tingkat Provinsi Jateng dan lima OPD pemerintah kabupaten/kota yang berhasil meraih penghargaan 10 Top Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Provinsi Jateng 2024.
Lima OPD dari Pemerintah Provinsi Jateng meliputi: RSUD dr Adhyatma Tugurejo Semarang dengan inovasi “Si Agus” (Inovasi alat gendong infus), Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Jateng dengan “Rampung Bayar”.
Kemudian RSUD Moewardi Surakarta dengan “Sinorah” (Sistem donor darah), RSUD Margono Soekarjo Banyumas dengan “Novia Rasa Gula Jawa” (Notifikasi lebih akurat cepat tiga belas jenis indikator mutu wajib rumah sakit), dan RSUD Margono Soekarjo dengan “Dia Perawat Cantik” (Dokumentasi asuhan keperawatan catatan elektronik).
Sedangkan kategori kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Sragen dengan inovasi “Aisha” (Artificial intelligence support for hospital acceleration) karya RSUD dr Soeratno Gemolong, Kabupaten Kudus dengan Simpan Budi” (Sistem perpanjangan buku mandiri) karya Dinas Kearsipan dan Perpustakaan.
Lalu ada Kabupaten Grobogan dengan “Becak Pintar” (Begitu dicetak KTP KIA diantar) oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kabupaten Banyumas dengan “Sinaps” (Sistem terintegrasi dan akurat pasien rumah sakit) di RSUD Ajibarang, serta Kota Surakarta dengan inovasi pengelolaan data elektronik kemiskinan melalui partisipatif terintegrasi melalui ESIK karya Dinas Sosial.
Diaz Aza