blank
Kepala Disdikpora Kabupaten Jepara Ali Hidayat S.Pd., M.M.

JEPARA (SUARABARU.ID) – Berdasarkan data di DKK Jepara, dari 12 warga Jepara yang meninggal dunia karena Demam Berdarah Dengue (DBD) pada periode 1 Januari – 24 Februari 2024, ternyata 7 diantaranya adalah anak usia 4- 14 tahun yang masih duduk di bangku PAUD/RA – SMP/M.Ts. Padahal tahun 2023 korban meninggal usia 4 – 14 tahun hanya 3 orang.

“Karena itu sesuai arahan Bapak Pj Bupati Jepara, pada hari Senin (26/2-2024) seluruh satuan pendidikan dari PAUD hingga SMP akan mengadakan gerakan masal bersih-bersih lingkungan sekolah yang melibatkan seluruh warga sekolah mulai kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan siswa. Sebab anak – anak sangat rentang terserang Demam Berdarah,”

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Disdikpora Kabupaten Jepara Ali Hidayat S.Pd., M.M. dalam wawancara khusus dengan SUARABARU.ID Minggu (25/2-2024) pagi terkait dengan banyaknya pelajar yang menjadi korban penyakit yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Untuk itu menurut Ali Hidayat, fihaknya telah mengeluarkan surat edaran No. 965/6 tanggal 23 Februari 2024 tentang Gerakan bersih-bersih lingkungan yang ditujukan kepada seluruh kepala PAUD Negeri Swasta, SD Negeri Swasta dan SMPN Negeri Swasta.

blank
Begitu terima edaran SDN 1 Kedungleper langsung adakan bersih-bersih lingkungan sekolah

Sebelumnya telah ada surat edaran Sekretaris Daerah Kabupaten Jepara dengan Nomor 965/5 tanggal 12 Februari 2024 Perihal Kewasdaan Dini Peningkatan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), dan Edaran Kepala Dinas Dikpora Kab. Jepara Nomor 965/0411 tertanggal 22 Februari 2024.

Sehubungan dengan kasus demam berdarah yang terus meningkat maka menurut Ali Hidayat, semua sekolah PAUD, SD, SMP yang ada di Jepara, pada hari Senin 26 Februari 2024 setelah upacara bendera sekitar jam 07.30-09.00 Wib harus mengadakan gerakan masal bersih-bersih lingkungan sekolah dengan melibatkan seluruh warga sekolah.

“Bagi sekolah yang sedang melaksanakan UTS kegiatan bersih bersih, dilaksanakan setelah UTS selesai atau dilaksanakan siang hari,” tambahnya

Dalam kegiatan tersebut harus dipastikan telah dilakukan 3 M yaitu menguras, menutup, dan mengubur. “Jangan sampai ada genangan air, dan jentik – jentik nyamuk. Disamping itu harus dipastikan semua ruangan harus selalu bersih. Bahkan apabila diperlukan pasang obat anti nyamuk agar benar- benar tidak ada nyamuk,” ujar Ali Hidayat

Ia juga mengingatkan, gerakan bersih-bersih bukan hanya dilakukan sekali. Tetapi selanjutnya setiap hari Jumat secara rutin selalu diadakan gerakan bersih-bersih lingkungan sekolah untuk memastikan kebersihan selalu terjaga. “Kita awali dengan Jumat sehat, Jumat bersih, Jumat beramal dan Jumat berkah (Jumhat,Jumsih,Jumal dan Jumkah” paparnya

Dijelaskan pula, berdasarkan informasi dari DKK Jepara, DBD saat ini sangat tinggi tingkat virulensi dan vatalitasnya. Sementara anak-anak merupakan usia yang sangat rentan. “Karena itu kebersihan lingkungan sekolah harusterus dijagamulai bak mandi / WC, tempat pembuangan sampah, kulkas, dispenser, cekungan tanaman, pos vas bunga dan tempat-tempat yang menjadi perindukan nyamuk Aedes Aegypti. Himbauan yang sama juga kami tujukan kepada seluruh orang tua siswa,” tambahnya

Ali Hidayat juga minta, jika diketahui ada potensi DBD dilingkungan warga sekolah, Ali Hidayat minta segera berkoordinasi dengan pihak Puskesmas terdekat maupun dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara

Hadepe