KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – Kapolresta Magelang, Kombes Mustofa SIK MH, minta para orang tua mengawasi anak-anaknya. Sebab belakangan ini sering terjadi tawuran remaja atau pelajar yang menggunakan senjata tajam.
Dia mengatakan hal itu dalam jumpa pers hari ini, Kamis (8/2/24). Saat memaparkan peristiwa itu dia didampingi Kasat Reskrim Kompol Rifeld Constantine Baba SIK SH MH dan Kasi Humas AKP Prapta Susila SH MM. Tawuran yang terjadi di Payaman melukai dua korban, salah satunya meninggal.
Dijelaskan, pengungkapan kasusnya berawal adanya penemuan mayat remaja pada Selasa (6/2/2024) sekitar pukul 05.30 di Jalan Raya Payaman-Windusari, masuk Dusun Karangboyo, Desa Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Ternyata anak tersebut meninggal akibat tawuran yang terjadi pada dini hari, sebelum mayat ditemukan warga.
Dijelaskan, dugaan kekerasan dengan senjata tajam yang mengakibatkan korban meninggal adalah tawuran dua kelompok remaja yang sebagian berstatus pelajar SMP. Korban meninggal adalah DP (15) warga Desa Pirikan, Secang dan korban luka berat MAS (15) warga Desa Candisari, Secang. Keduanya berstatus pelajar sebuah SMP negeri di Secang, Kabupaten Magelang.
Sementara pelaku penganiayaan adalah RH (16) warga salah satu desa di Kecamatan Mertoyudan, MDS (15) dan RLA (15) keduanya warga Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang.
Kemudian satu pelaku berinisial PAM (20) warga Kota Magelang. “Pelaku ini yang membacok korban dengan senjata jenis celurit,” jelas KBP Mustofa.
Modus peristiwa itu para pelaku merasa emosi karena ditantang tawuran menggunakan gasper (kepala ikat pinggang berbahan logam). Tantangannya melalui live Instagram. Kedua kelompok sepakat melakukan tawuran di lokasi yang ditentukan, yaitu di Jalan Raya Payaman-Windusari, Dusun Karangboyo, Desa Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Senin (5/2/2024) pukul 23.30 WIB.
Ternyata dalam tawuran tidak semuanya membawa gasper. Salah satu pelaku membawa clurit. “Pertikaian terjadi dan berakibat meninggalnya DP. Korban MAS mengalami luka berat yang sampai saat ini masih mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Salatiga,” jelas Kapolresta.
Kapolresta mengingatkan kepada para orang tua untuk mengawasi anak-anaknya. Menurut catatan dia, tawuran yang diawali dengan memberi tantangan melalui Instagram, belakangan ini sudah tiga kali terjadi pada malam hari di wilayah hukum Polresta Magelang.
Para pelakunya kebanyakan anak di bawah umur. “Mari kita awasi pergaulan anak-anak agar tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga berurusan dengan hukum,” pungkas KBP Mustofa.
Eko Priyono