blank
Rektor UGM Prof dr. Ova Emelia M.Med.Ed, Sp, OG, Ph,D (depan kaos kuning) bersama Camat Mlonggo Sulistiyo dan Plt Kabag Pemerintahan Rapawi bersama tim KKN UGM saat monitoring beberapa waktu lalu

JEPARA (SUARABARU.ID) – Sebanyak 30 mahasiswa KKN dari Universitas Gajahmada Yogyakarta, telah menyelesaikan pengabdiannya di 2 desa di Kecamatan Mlonggo yaitu Desa Jambu dan Karanggondang. Pelaksanaan KKN dimulai tanggal 18 Desember 2023 dan berakhir tanggal 5 Februari 2024. Mereka dilepas oleh Camat Mlonggo Sulistiyo, Senin (5/2-2024) di Kantor Kecamatan Mlonggo.

Hadir pada pelepasan tersebut Plt Kabag Pemerintahan Setda Rapawi, sejumlah pimpinan OPD serta Dosen Pembimbing Lapangan, Susilo Andi Darma, SH., M.Hum. Juga petinggi dan kelompok masyarakat di kedua desa

blank
Tim KKN UGM usai dilepas Camat Mlonggo Sulistiyo

Menurut Dosen Pembimbing Lapangan, Susilo Andi Darma, SH tim KKN UGM yang melakukan pengabdian sebanyak 30 orang yang di bagi menjadi 2 desa di Kecamatan Mlonggo yaitu Desa Jambu dan Karanggondang. Di setiap desa dibagi menjadi 2 sub unit. “Sedangkan program yang diusung adalah tumbuh harmoni melalui sinergi lingkungan, ekonomi, dan peningkatan kesehatan masyarakat pesisir yang berkelanjutan,” ujar Susilo Andi Darma

Tujuan diusungnya program ini adalah untuk menumbuhkan potensi ekonomi masyarakat yang ada. “Misalnya melalui UMKM, pengembangan potensi wisata pesisir, potensi agrokultur, mengenalan cara recycle sampah dengan berbagai macam produk akhir misalnya pupuk ataupun penggunaan eco lindi untuk menghilangkan bau sampah,” ujarnya

blank
Penyemprotan sampah menggunakan Eko Lindi di TPA Jepara

Susilo Andi Darma juga menjelaskan, hasilnya sebagian besar masyarakat menyambut antusias kegiatan dari mahasiswa KKN UGM. “ Walaupun tetap ada hambatan yang dihadapi pada saat pelaksanaan program terutama terkait kesadaran masyarakat terhadap program-program yang disampaikan,” terangnya.

blank
Rania Naura Anindhita dari Fakultas Biologi UGM yang juga penemu Eco Lindi

Sementara Rania Naura Anindhita dari Fakultas Biologi UGM yang juga penemu Eco Lindi menjelaskan, pengolahan sampah secara terintegrasi perlu dikembangkan, terutama pada tingkat desa. “Isu persampahan masih belum menjadi prioritas. “Ada harapan pengolahan sampah terintegrasi ini dari pengolahan tingkat rumah tangga menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu di mana hanya ada sampah residu saja yang keluar,” ujar Rania Naura Anindhita

“Di tempat saya KKN ada dasa wisma yang digerakkan dari PKK dimana sampah anorganiknya ditabung untuk dijual bersama dan menjadi tabungan ibu-ibu,” ujar Rania Naura Anindhita

Hadepe