blank
Sejumlah anggota Aptik saat membacakan pernyataan sikapnya, atas kondisi Indonesia menjelang Pemilu Serentak 2024. Foto: dok/scu

SEMARANG (SUARABARU.ID)- Rektor Soegijapranata Catholic University (SCU) Semarang, Dr Ferdinandus Hindiarto, bersama sejumlah anggota Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (Aptik) Indonesia, memberikan pernyatakan sikapnya terkait kondisi Indonesia menjelang Pemilu Serentak 2024.

Dalam pertemuan yang digelar di Universitas Katolik Widya Mandala, Pakuwon, Surabaya, Jawa Timur, Jumat-Sabtu (2-3/2/2024) itu, mereka mengeluarkan seruan yang mencakup beberapa aspek penting.

Pertama, mereka mendesak presiden dan seluruh jajaran pemerintahan, untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik.

BACA JUGA: Apel Siaga Pengawasan Pemilu 2024 Digelar di Waduk Gajahmungkur

”Ini mencakup, memegang teguh sumpah jabatan, memerangi kolusi, korupsi, dan nepotisme, serta menegakkan hukum tanpa menggunakan sistem tebang pilih,” kata Ferdinand dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (3/2/2024).

Menurut dia, Aptik juga menyoroti pentingnya penyelenggara pemilu yang mengadopsi prinsip ‘Luber Jurdil’, guna menjamin hak setiap pemilih untuk menggunakan suaranya tanpa tekanan.

Aptik juga menekankan, agar aparat negara seperti ASN, TNI dan Polri, selalu bersikap netral, dan tidak memihak pada pihak-pihak tertentu.

BACA JUGA: Juergen Klopp dalam Bayangan Sebongkah Rindu…

”Kami juga mengingatkan negara, untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak kebebasan berekspresi setiap warganya, sebagai bagian dari hak asasi manusia. Fokus pada pendekatan damai tanpa kekerasan selama kampanye, pelaksanaan pemilihan umum, dan pasca-pemilu,” pinta dia.

Disampaikan juga, seruan ini mencakup keterlibatan aktif seluruh perguruan tinggi di Indonesia, dalam pemantauan dan pengawasan selama pemilihan umum.

”Dengan serangkaian tuntutan ini, para pemimpin perguruan tinggi berharap dapat menciptakan lingkungan politik yang lebih transparan, adil, dan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi,” tukasnya.

Melalui peran kolektif ini, imbuhnya, diharapkan demokrasi Indonesia dapat terjaga dan berjalan dengan baik dalam menghadapi tantangan Pemilu 2024.

Berikut Surat Penyataan Sikap Aptik

PERNYATAAN SIKAP
REKTOR/KETUA PERGURUAN TINGGI
ASOSIASI PERGURUAN TINGGI KATOLIK INDONESIA
TENTANG DINAMIKA POLITIK MENJELANG
PEMILU 2024

Kami para Rektor /Ketua Perguruan Tinggi Katolik Indonesia yang
tergabung dalam Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Indonesia (APTIK) sangat resah dengan kondisi di tanah air tercinta atas rusaknya tatanan hukum dan demokrasi Indonesia menjelang Pemilu Serentak 2024.

Praktik penyalahgunaan kekuasaan, kolusi, korupsi dan nepotisme serta penegakan hukum yang semakin menyimpang dari semangat reformasi dan konstitusi negara telah mengoyak hati nurani dan rasa keadilan bangsa Indonesia.

Untuk itu kami menyerukan kepada seluruh pihak yang berkepentingan terhadap terselenggaranya Pemilu 2024 yang berkualitas, bermartabat, jujur dan adil:

1. Presiden dan segenap jajarannya harus menyelenggarakan
pemerintahan berdasarkan azas-azas pemerintahan yang baik serta memegang teguh sumpah jabatannya sesuai tugas pokok dan fungsinya, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia dengan memerangi kolusi, korupsi dan nepotisme serta melakukan penegakan hukum dengan tidak menggunakan sistem tebang pilih dan selalu menjunjung tinggi etika dalam bekerjanya.

2. Penyelenggara pemilu menjunjung tinggi azas pemilu yang LUBER JURDIL untuk menjamin hak setiap orang yang memiliki hak pilih agar dapat menggunakan hak pilihnya secara bebas sesuai dengan hati nuraninya tanpa mendapat tekanan dalam bentuk apapun.

3. Aparat negara baik Aparatur Sipil Negara (ASN), Tentara Nasional Indonesia (TNI) maupun Kepolisian Republik Indonesia Indonesia (POLRI) selalu bersikap netral dan tidak memihak pada pihak-pihak tertentu.

4. Negara wajib menghormati, melindungi dan memenuhi hak
kebebasan berekspresi setiap warga negaranya sebagai bagian dari hak asasi manusia.

5. Mengutamakan pendekatan damai tanpa kekerasan dalam masa kampanye sampai dengan saat pelaksanaan pemilihan umum dan sesudahnya.

6. Semua Perguruan Tinggi di Indonesia terlibat aktif melakukan
pemantauan dan pengawasan di saat pemilihan umum.

Surabaya, 3 Februari 2024
Rektor/ Ketua Perguruan Tinggi APTIK

Riyan