blank
Kepala Desa Tunjungan, Yasir bersama warga setempat laksanakan sedekah Durian hingga sekarang. Foto: Kudnadi Saputro Blora

BLORA (SUARABARU.ID) —  Lantaran sebelum dijadikan destinasi wisata kampung durian tahun 2017 oleh Pemerintah Desa, penduduk Tunjungan sudah menanami lahannya dengan pohon durian. Ini tergolong legendaris,

sebuah destinasi wisata kampung durian di dukuh Nglawungan, Desa Tunjungan Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Panitia penyelenggara, Hasto menyampaikan bahwa para penduduk ini mewarisinya dari para leluhurnya terdahulu, konon katanya setiap tahun sekali disaat musim panen, para penduduk mengadakan sedekah terlebih dahulu berupa nasi ingkung atau nasi tumpeng dengan ayam bakar utuh. Dengan harapan agar hasil panennya melimpah.

“Untuk nguri uri budaya kearifan lokal itu, Kepala Desa setempat tetap melaksanakan sedekah tersebut hingga sekarang. Sedekah itu dinamakan sedekah durian,” kata Panitia penyelenggara.

Pada kesempatan itu, Kepala Desa Tunjungan, Yasir mengatakan bahwa sedekah durian yang dilaksanakan oleh penduduk setempat sebelumnya hanya nasi ingkung saja. Oleh Yasir kali ini berbeda, selain nasi ingkung yang disediakan warga, ada puluhan durian hasil panen dikampung durian yang disediakan untuk dimakan bersama.

“Kita mengundang beberapa tamu, selain dari Pemerintah Kabupaten Blora seperti, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) dan Forkopimcam, juga warga dan para pengunjung untuk ikut merasakan sedekah Durian ini,” ujar Yasir. Minggu, 28 Januari 2024.

Harapanya, kata Yasir, agar nantinya para tamu undangan setelah merasakan durian, bisa getok tular atau ikut mempromosikan wisata kampung durian yang ada di Desanya.

“Untuk rasanya berbeda beda tergantung varianya. Ada durian saru, durian mentik dan lainnya. Disini setiap pohon memiliki nama senndiri sendiri, sesuai peninggalan para leluhur dahulu,” jelas Yasir.

Untuk harganyapun terjangkau, mulai dari sepuluh ribu sampai empat puluh ribu rupiah. Ada juga serratus ribu dapat lima, dan rasanya sudah bisa dinikmati.

Menurut Yasir, setiap warga memiliki lahan peninggalan dari leluhurnya rata – rata seluas 2000 meter, imbuh Yasir.

“Di kampung durian ini, ada sekitar 30 warga, sehingga total lahan di kampung durian kurang lebih 30 hektar,” tandas Yasir.

Kudnadi Saputro