SEMARANG (SUARABARU.ID) Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang secara resmi meluncurkan Si Laras (Sistem Lapor Tindak Kekerasan) di lapangan upacara SMP Negeri 14 Kota Semarang, Jum’at (26/01/2014).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto dalam sambutannya menyampaikan, dengan adanya Si Laras membuka peluang sangat besar kepada murid-murid, untuk membuat laporan jika merasa terintimidasi, termaauk juga kebijakan dari sekolah yang diskriminatif.
“Kalau anak-anak nanti merasa ada aturan-aturan dari sekolah, yang anak-anak merasa terintervensi, merasa ditekan, anak-anak boleh lapora kepada Bapak Ibu Guru, termasuk menggunakan Si Laras. Ini kesempatan anak-anak untuk melapor sangat besar. Bisa melapor langsung, bisa pakai Si Laras, tapi kalau darurat bisa menggunakan aplikasi LIBAS,” paparnya di depan guru dan murid-murid SMP Negeri 14.
Oleh sebab itu, pesan Kepala Dinas, untuk menurunkan angka kekerasan di satuan pendidikan maupun di lingkungan masyarakat, sumber daya yang ada di SMP Negeri 14 dapat mendownload aplikasi LIBAS yang diluncurkan oleh Polrestabes Semarang.
“Saya berharap, anak-anak semuanya selain nanti menggunakan Si Laras, bapak ibu guru dan orang tua bisa mendownload aplikasi LIBAS, sehingga angka kekerasan di satuan pendidikan dan angka kekerasan di Kota Semarang bisa semakin turun, sehingga Kota Semarang menjadi kota yang aman,” harapnya.
Menurut Kepala Sekolah SMP Negeri 14 Kota Semarang Sawukir, diluncurkannya Si Laras itu, merupakan program lanjutan dari tim pencegahan dan penanganan tindak kekerasan yang sudah dibentuk di sekolah, yang bertujuan untuk mencegah atau mengantisipasi adanya tindakan kekerasan terhadap anak, baik kekerasan verbal maupun fisik.
“Si Laras itukan merupakan bentuk tindak lanjut dari program tim pencegahan dan penanganan kekerasan yang ada di sekolah ini. Apabila nanti di sekolah ini masih ada tindak kekerasan, baik di lingkungan siswa, mungkin guru maupun orang tua, nanti bisa dilakukan melalui Barcode Si Laras dengan didukung bukti-bukti yang kuat, maka akan ada tindak lanjut untuk penanganannya,” jelasnya.
Peluncuran Barcode Si Laras itu sendiri, lanjut Sawukir, merupakan tindak lanjut dari pengakuan beberapa siswa, yang mengalami tindak kekerasan di sekolah SMP Negeri 14, saat menjawab pertanyaan Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, dalam salah satu kunjungannya.
“Ketika ada kunjungan Bapak Kepala Dinas, murid-murid ditanya apakah ada yang mengalami tindak kekerasan, banyak murid yang ngacung (tunjuk jari). Tapi waktu itukan pengakuan sepihak, tapi dengan adanya barcode Si Laras, otomatis ada pengakuan dengan didukung bukti-bukti untuk di ditindak lanjuti” ungkapnya.
Merahasiakan Siapa yang Melapor
Ketua OSIS SMP Negeri 14 Mahira Hasna Aida, kelas 8B menegaskan, jika dalam pelaporan menggunakan Barcode Si Laras, Pelapor sangat dirahasiakan, sehingga tidak akan terjadi adanya intimidasi dari yang dilaporkan.
“Jadi Barcode Si Laras ini, merahasiakan Siapa yang melaporkan. Jadi pihak yang dilaporkan itu tidak tahu siapa yang melaporkan, sehingga tidak usah khawatir,” ujarnya usai peluncuran Si Laras
Dengan adanya program dengan tagline Satukan Hati Kawan Kekerasan itu, lanjut Hasna, Ia bersama teman-temannya merasa senang dan bangga, karena tidak bingung dalam melakukan pelaporan jika terjadi pembullyan atau tidak kekerasan.
“Pastinya kami sangat senang sekali, karena sekarang tidak sulit untuk melaporkan, tidak bingung mau kemana melaporkan pembullyan, karena sudah ada sistem Barcode Si Laras,” ungkapnya.
Absa