SEMARANG (SUARABARU.ID) – Jajaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang mendukung penuh rencana revitalisasi Kawasan Pecinan di kawasan Kota Lama Semarang yang akan dimulai tahun ini.
Menurut Anggota DPRD Kota Semarang, Anang Budi Utomo, revitalisasi tersebut dapat menopang Kawasan Kota Lama menjadi tujuan utama wisata.
Anang mengapresiasi Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang yang mempercepat proses revitalisasi Semarang Lama secara menyeluruh. Tak hanya kawasan peninggalan kolonial Belanda, namun juga Kampung Melayu, Pecinan, alun-alun Johar, dan Pekojan.
Dia menyebut, penataan tersebut telah masuk rencana induk pembangunan kepariwisataan kota (Riparkot) Semarang sejak 2005 silam.
“Saya pikir program yang bagus. Revitalisasi tersebut untuk pengembangan pariwisata Kota Semarang. Memang saat ini sudah mau terealisasi,” kata Anang, Rabu (24/1/2024).
Politikus Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut menyatakan, Kota Lama sekarang ini menjadi destinasi wisata favorit. Kondisi itu, menurutnya tidak hanya berfokus pada satu titik saja, seperti kawasan peninggalan Belanda atau Little Netherland.
Pengembangan di Kawasan Kampung Melayu, Kampung Pekojan, hingga Pecinan yang tahun ini akan dimulai proses pengerjaannya juga diperlukan.
“Kawasan sekitar kawasan Kota Lama peninggalan Belanda selama ini masih terlihat kumuh dan becek. Revitalisasi di Pecinan termasuk menjadi bagian Kota Lama. Harus bagus, bersih. Yang penting jangan terlalu banyak menggusur,” katanya.
Dalam Riparkot Semarang, Anang menyebut Kali Semarang juga masuk dalam bagian yang akan direvitalisasi untuk wisata sejarah seperti awalnya. Seperti halnya aktivitas lalu lalang kapal yang menyusuri Kali Semarang.
“Kapal masuk itu merupakan bagian mengembalikan sejarah. Konon, Laksamana Cheng Ho masuk menggunakan kapal melalui Kali Semarang hingga sekitar Kelenteng Tay Kak Sie,” katanya.
“Apalagi dalam setiap kali perayaan Imlek, bisa dibuat untuk mengenang peristiwa tersebut. Ini bisa menggaet wisatawan asal asing, khususnya dari Tiongkok kalau ke Semarang bisa bernostalgia,” tambah Anang.
Dengan berjalannya revitalisasi tersebut dan makin bertambahnya wisatawan yang berkunjung ke kawasan Kota Lama Semarang, dia mengusulkan agar kesenian dan kebudayaan khas daerah wajib disuguhkan kepada para wisatawan.
“Kalau sudah selesai, nanti kesenian dan kebudayaan ditampilkan, misalnya tari dan lagu Gambang Semarang, Warak Ngendok. Arahnya ke sana,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Wahyoe “Liluk” Winarto. Pihaknya sangat mendukung upaya Pemkot Semarang dalam rangka menata kawasan Kota Lama Semarang secara menyeluruh, sebagai upaya mendongkrak potensi wisata.
“Kami berharap dengan penataan tersebut, akan meningkatkan jumlah wisatawan ke Kota Semarang, yang diharapkan pula akan mendongkrak aktivitas ekonomi kawasan sekitar,” katanya.
Sebelumnya, Pemkot Semarang bakal melakukan revitalisasi Kawasan Pecinan sebagai bagian dari kawasan Kota Lama Semarang. Penataan ulang kawasan Semarang Lama tersebut akan dimulai tahun ini.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, revitalisasi Kawasan Pecinan sementara ini difokuskan di Kali Semarang dan sekitarnya. Perempuan yang akrab disapa Mbak Ita tersebut menuturkan, sesuai rencana Kali Semarang akan disulap lebih menarik dengan menawarkan akses kapal wisata.
Namun untuk proses penataan secara menyeluruh tersebut membutuhkan anggaran yang besar, sekitar Rp 170 miliar. Untuk langkah awal, Pemkot Semarang akan menganggarkan Rp 10 miliar di tahun 2024 guna penataan jalan dan saluran di kawasan Pecinan.
Hery Priyono