WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Heboh, pangkal pohon Beringin (Ficus benjamina) yang tumbang melintang jalan di Kilometer 6 ruas jalur antarprovinsi Wonogiri (Jateng)- Ponorogo (Jatim), secara misterius dapat berdiri tegak lagi. Itu terjadi setelah dahan dan rantingnya dipangkas karena menghalangi arus lalu lintas.
Proses berdiri tegak kembali, berlangsung selagi kerja bakti pembersihan lokasi masing berlangsung. Seperti diberitakan, kerja bakti dilakukan oleh jajaran TNI-Polri bersama aparat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Regu Pemadam Kebakaran (Damkar), Palang Merah Indonesia (PMI), beserta para relawan, perangkat desa dan masyarakat.
”Woi, pohonnya berdiri tegak kembali Lur…..,” teriak para relawan, setelah menyaksikan pangkal pohon setinggi sekitar 3 Meter (M) tersebut, mendadak tegak kembali di tempatnya. Kejadian ini, tentu saja membuat takjub semua orang dan menilainya itu sebagai hal yang misterius. Masalah ini, kemudian viral di Media Sosial (Medsos).
Beringin (Ficus benjamina), tumbuhan aseli Asia dan Australia ini, masuk dalam genus Ficus dari Suku ara-araan atau Moraceae, yang disebut juga Waringin. Beberapa spesies beringin, telah dinaturalisasi di Hindia Barat dan di negara bagian Florida serta di Arizona di Amerika Serikat.
Beringin sangat akrab dengan budaya asli Indonesia. Pohon yang dapat tumbuh besar ini, sering kali dianggap suci. Sesaji sering diberikan di bawah pohon Beringin tua dan berukuran besar, karena dianggap sebagai tempat berkumpulnya kekuatan magis spiritual. Sejumlah orang menganggap tempat di sekitar pohon Beringin adalah tempat yang Angker.
Aneh
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri, Bahari, belum dapat memberikan kajian analisis ilmiah bagaimana pohon Beringin yang tumbang itu dapat tegak kembali. Demikian halnya dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Wonogiri, Prihadi Ariyanto. ”Ini aneh, saya belum lihat kejadian seperti ini,” ujar Prihadi Ariyanto.
Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Trias Budiyono, menyebutkan, pohon Beringin yang tumbang dan kemudian dapat tegak kembali, itu karena dahan dan rantingnya dipangkas. ”Karena tidak terbebani dahan dan ranting, maka dapat kembali tegak,” tutur Trias Budiono.
Kasus pohon tumbang dapat tegak kembali setelah dipangkas dahan dan rantingnya, pernah terjadi di sejumlah tempat. Seperti yang terjadi pada pohon Mahoni (Swietenia mahagoni (L.) Jacq) yang tumbang Tahun 2017 di Kampung Barujati, Desa Pakutandang, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jabar, misalnya.
Kejadian serupa juga pernah terjadi pada pohon kembar (2) Beringin di Hutan Kota Srengseng, Jakarta Barat, dapat kembali tegak. Kasus yang sama pada Tanggal 21 Januari 2023 juga terjadi pada pohon Adat Suku Tnomat di Desa Lapeom, Kecamatan Insana Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Yakni pohon yang selama ini dijadikan ritual bagi masyarakat adat.
Pada Tanggal 28 April 2013 juga terjadi kasus yang sama pada pohon Bulu di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Joho, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jatim. Pohon Bulu yang berusia lebih 200 tahun tersebut, dapat berdiri lagi setelah dahan dan rantingnya dipotongi.
Bambang Pur