blank
Bupati Blora H. Arief Rohman dan Kepala Dinkes Blora cek banyaknya pasien di ruang Instalasi Darurat RSUD dr. Soetijono Blora, Jawa Tengah. Foto: Kudnadi Saputro Blora 

BLORA (SUARABARU.ID) —  Gercep begitu mendengar adanya informasi lonjakan pasien di Ruang Instalasi Darurat (IGD) RSUD dr. Soetijono Blora, Bupati Blora didampingi Kepala Dinkes Blora menyempatkan sidak, menemui langsung ke beberapa pasien dan menyemangati para tenaga kesehatan di rumah sakit dr. Soetijono  untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Kapala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Edy Widayat, S.Pd., M.Kes., MH., menjelaskan bahwa  pasien yang memenuhi IGD RSU Blora tidak semuanya menderita Demam Berdarah (DB).

“Namun demikian, memang akhir-akhir ini ada peningkatan kasus DBD. Untuk itu warga harus waspada,” harap Edy Widayat. Sabtu, (13/1/2024).

Diketahui, untuk kasus DBD di Blora selama tahun 2023, angkanya terdapat 266 kasus, dan dari kasus yang ada 12 diantaranya meninggal dunia. Untuk itu Dinas Kesehatan Blora mengingatkan warga untuk waspada dengan serangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

“Apalagi akhir-akhir ini cuaca tidak menentu, cenderung intensitas hujan tinggi, agar lebih waspada,” pinta Edy Widayat.

Selama ini dari Dinkes, lanjut Edy Widayat, sendiri selalu gerak cepat manakala ditemukan kasus DBD di wilayah tertentu. Seperti baru-baru ini, sebanyak 90 rumah di Kelurahan Tegalgunung, Kecamatan Blora,  di fogging setelah ditemukan adanya kasus DBD.

“Hanya saja, diingatkan, kegiatan fogging tersebut bertujuan untuk mengendalikan vektor penyakit khususnya nyamuk. Yakni, hanya efektif dalam membunuh nyamuk dewasa tidak untuk larva, telur ataupun jentik nyamuk,” ungkap Edy Widayat.

Lebih lanjut Kapala Dinkes  Blora mengatakan justru yang paling efektif, masyarakat dihimbau untuk melakukan kegiatan  Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dengan melakukan 3M plus.

“Dikarenakan kemungkinan perkembangbiakan nyamuk akan terus meningkatkan terutama di musim hujan,” ucap Edy Widayat.

Selain itu, dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran DBD di Blora, Kepala Dinkes Blora telah menginstruksikan kepada seluruh Puskesmas yang ada di wilayah Blora, untuk melakukan sejumlah kegiatan. Diantaranya, melakukan fogging atau pengasapan, serta menggiatkan PSN.

”Termasuk melakukan penyuluhan kesehatan, PJB (Pemeriksaan Jentik Berkala), PE kasus & PSN dengan 3M plus, rutin setiap seminggu sekali,” tandas Edy Widayat.

Saat sidak, Bupati Blora H. Arief Rohman minta agar warga waspada dan menjaga kesehatan, infonya RSU belakangan ini dipenuhi pasien, makanya kita datangi ruang Instalasi Darurat (IGD) RSUD dr. Soetijono Blora bersama Kepala Dinkes Blora, pada Jumat, 12 Januari 2024.

”Akhir-akhir ini IGD RSUD dr. Soetijono Blora ternyata pasiennya penuh. Kebanyakan mengeluh demam dan mengarah ke demam berdarah. Untuk itu kami minta para dokter dan nakes meningkatkan pelayanan. Ikan sepat, ikan gabus dan ikan lele. Bekerja cepat, kerja bagus, tidak bertele-tele,” tandas Bupati Blora di sela-sela sidak di rumah sakit dr. Soetijono.

Untuk perhatian, berikut ini  10 dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Blora Jawa Tengah yang kasus DBD nya cukup besar. Masing-masing, Kecamatan Blora 37 kasus, Ngawen 29, Kunduran 25, Kecamatan Tunjungan ada 26 kasus. Selanjutnya, Kecamatan Cepu 23 kasus, Randublatung 23, Japah 17, Bogorejo 12, dan Kecamatan Banjarejo ada 12 kasus.

Kudnadi Saputro