blank
Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi (kanan) mewawancarai tersangka pelaku pembunuhan berantai Sarmo (mengenakan penutup wajah). Terungkap, tiga dari empat korbannya meninggal karena diracun dan satu dicekik.(Dok.Humas Polres Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Empat orang yang menjadi korban pembunuhan berantai, tiga diantaranya meninggal karena diracun dengan apotas (potassium cyanide) dan satu dicekik. Semua dilakukan oleh tersangka Sarmo (35) warga Dusun Ciman, Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri.

Sebagaimana diberitakan (suarabaru.id, Jumat 30 Desember 2023), Polres Wonogiri berhasil mengungkap tambahan dua korban lagi. Yakni Katiyani (26) dan Sudimo (45), yang keduanya masih tetangga pelaku. Dengan adanya tambahan dua korban lagi ini, maka korbannya kini menjadi empat orang.

Menurut pelaku, Katiyani, dicekik dan kepalanya dibenturkan ke lantai, sebelum kemudian diletakkan di tanah kosong di dekat Tempat Pemakaman Umum (TPU) Giriharjo, Kecamatan Puhpelem, Kabupaten Wonogiri. Kerangka Katiyani ditemukan Tanggal 11 Mei 2020, setelah korban menghilang sejak Tanggal 12 Februari 2020.

”Kalau Sudimo, saya suguhi minuman yang ada potasnya,” jelas Sarmo. Itu berlangsung Senin malam Tanggal 27 Februari 2022. Setelah meninggal, mayat Sudimo kemudian diletakkan di tengah tegalan disandingkan dengan alat semprot hama, dan ditangannya dipegangkan botol wadah racun serangga. Ini dibuat sedemikian rupa agar alibinya mengarah ke bunuh diri. Ini ada kaitannya dengan lahan milik Sudimo yang disewa pelaku.

Dua korban sebelumnya telah diungkap lebih dulu oleh Polres Wonogiri. Yakni Agung Santosa warga asal Trucuk, Klaten dan Sunaryo penduduk Jatipurno, Wonogiri. Keduanya menjalin mitra bisnis penggergajian kayu dengan tersangka dan urusan gadai mobil.

Hal itu terungkap saat Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi,Jumat (30/12), memimpin konferensi pers di Polres Wonogiri. ”Kamu mendapatkan apotas dari mana ?,” tanya Kapolda yang dijawab tersangka: ”Membeli dari online Bapak.”

Harta Benda

Ketika ditanya motifnya apa sampai tega melakukan pembunuhan berantai, dijawab karena ingin menguasai harta benda milik para korban. ”Juga karena saya menjadi emosi saat dituding-tuding oleh korban,” ujar Sarmo.

Tersangka mengaku menyesali perbuatannya dan menyatakan kapok. Saat diwawancara Kapolda, serta merta tersangka Sarmo menyela: ”Bapak, saya boleh menyampaikan sesuatu ?” yang dijawab Kapolda: ”Silahkan.” Sarmo pun kemudian menyampaikan permohonan maaf kepada semua keluarga korban, atas tindakan yang telah dilakukannya.

Memberikan penjelasan dalam konferensi pers yang digelar di Mapolres Wonogiri, Kapolda didampingi Kapolres Wonogiri AKBP Andi M Indra Waspada Amirullah, Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Johanson Ronald Simamora, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Satake Bayu Setianto. 

Juga hadir para Kapolres se Solo Raya, Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Dandim 0728 Letkol (Inf) Edi Ristriyono bersama jajaran Forkompinda, Wakapolres Kompol Andi M Akbar Mekuo bersama para Pejabat Utama (PJU) Polres Wonogiri.

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, mengungkapkan, pembunuhan berantai di Wonogiri ini, termasuk kasus menonjol di akhir Tahun 2023. ”Keberhasilan mengungkap kasus pembunuhan dengan empat orang korban ini, merupakan prestasi,” puji Kapolda.

Karena pengungkapannya dilakukan melalui hunter system dengan Scientific Crime Investigation atau penyidikan berbasis ilmiah. Terkait ini, Polda memberikan back up untuk melakukan pendalaman kasusnya. Termasuk menurunkan petugas dari Labfor, Inafis, dan Dokkes Polda Jateng.
Bambang Pur