blank
Haryati, SAg, Guru PAI dan Budi Pekerti SMAN 1 Kertek Wonosobo. Foto : SB/dok Pribadi

Oleh Haryati, SAg
Guru PAI dan Budi Pekerti SMAN 1 Kertek Wonosobo

Anak-anak dulu ketika ditanya cita-citanya jadi apa? Banyak diantara mereka menyebutkan profesi yang menurut mereka keren, seperti dokter, guru, pilot, polisi, dan sebagainya.

Dan dari profesi idaman yang ingin mereka raih kelak, menjadikan mereka mau belajar dan berusaha keras menjadi yang terbaik. Daya juang untuk menjadi yang paling berprestasi juga kuat.

Berbeda dengan anak-anak sekarang ketika ditanya soal cita-cita mereka. Banyak di antara mereka yang menyebutkan ingin menjadi conten creator, digital marketer, data analyst, desainer grafis, dan lain sebagainya yang memang sedang sangat dibutuhkan dalam kehidupan yang serba canggih ini.

Mereka adalah kelompok sosial yang disebut Generasi Z (Gen Z) yang dilahirkan oleh orang tua dari generasi X dan generasi milenial dan lahir antara tahun 1998 hingga 2012.

Gen Z seringkali menjadi pusat perhatian karena gaya hidup dan bahasa komunikasinya yang unik dan berbeda dari generasi sebelumnya.

Di sisi lain, gen Z mendapat stereotip dari generasi sebelumnya sebagai generasi stroberi yakni kelompok anak muda yang lembek, berdaya juang lemah, manja, serta mudah menyerah saat mengalami tekanan.

Ibu Ideal

Di samping itu, media sosial juga membuat gen Z lebih mudah mengakses informasi, pintar, kreatif, dan inovatif. Maka dari itu pola pengasuhan terhadap mereka juga perlu paradidma baru, penuh keakraban, hangat, tetapi tetap tegas.

Semaju apapun dinamika kehidupan ini berjalan, peran ibu tetap tak tergantikan. Dengan kesabaran dan ketelatenannya dalam menjaga dan mengawal tumbuh kembang putra-putrinya akan mengantarkan menjadi pribadi yang kuat dan berkarakter.

Ibu juga harus mampu mendidik anak dengan nilai-nilai agama (ke-Islaman) yang kuat agar mereka tumbuh menjadi generasi yang religius sebagai bekal untuk menghadapi dunia yang penuh tantangan ini.

Anak-anak yang mempunyai skill bagus dengan karakter yang kuat adalah kelompok yang akan menjadi bagian masyarakat sebagai komunitas pembangun bangsa yang tangguh.

Nilai-nilai luhur agama, bangsa, adat-istiadat yang masih relevan harus terus ditanamkan kepada mereka sebagai bekal menatap dunia.