blank
Festival Cegah Stunting 2023 yang digelar Pemkab Wonosobo bersama PT Tirta Investama (Aqua Danone). Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Kasus stunting yang terjadi di Wonosobo dalam beberapa tahun terakhir ini begitu menyita perhatian berbagai pihak. Tidak hanya pemerintah yang mangatasi stunting, pihak swasta dan dunia usaha pun ikut terlibat di dalamnya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA)WonosoboDyah Afif Nurhidayat membeberkan soal stunting. Dia mengatakan, persentase balita stunting di daerahnya per-Februari 2023 masih 15,97 persen.

Melihat fakta tersebut, Pemkab Wonosobo terus menjalin sinergitas dengan berbagai pihak, salah satunya dengan PT Tirta Investama Wonosobo (Aqua Danone) untuk mengatasi permasalan stunting di daerah tersebut.

Head of Stakeholder Relation PT Tirta Investama Wonosobo Basuki Rokhmat mengatakan, permasalahan stunting telah menjadi perhatian serius oleh pemerintah baik pusat maupun daerah.

Untuk itu, lanjutnya, sejak tahun 2018 perusahaannya sudah menjalin sinergitas dengan Pemkab Wonosobo dan para stakeholder dalam upaya menanggulangi masalah stunting di daerah ini dengan program Tanggap Gisi dan Kesehatan Anak Stanting (Tangkas).

Program lain yang dikembangkan, menurutnya, untuk mengatasi masalah stunting antara lain,
Sekolah Lapang Keluarga Sehat (SLKS), penguatan kader dalam melakukan evaluasi tumbuh kembang anak.

“Selain itu juga ada kegiatan edukasi remaja Calon Pengantin (Catin), Penyediaan Dapur Sehat (Dahsat), pembuatan kebun gizi, akses air bersih, jambanisasi, webinar tentang stunting dan workshop multi stakeholder,” paparnya.

Isi Piringku

blank
Program bantuan air bersih dari program CSR PT Tirta Investama (Aqua Danone) Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

“Di luar itu ada juga program ‘Isi Piringku’ di mana program ini memberika edukasi pada komposisi makanan yang seimbang karbohidrat, protein, serat hingga vitamin yang sehat lengkap dan seimbang,” lanjut Basuki.

Beberapa program intervensi tersebut, tegas dia, telah diterapkan setidaknya di 7 desa yang ada di Wonosobo yang masuk kategori lokus stunting tinggi, seperti Desa Pulosaren (Kepil), Desa Pagerejo (Kertek), Desa Surengede (Kejajar) dan Desa Tanjung Anom (Kepil).

Basuki mengungkapkan jika salah satu penyebab anak menderita stunting adalah dari buruknya sanitasi. Untuk membantu mengatasi masalah tersebut, program perbaikan akses air bersih juga telah dilakukan di beberapa tempat di Wonosobo.

“Sampai dengan saat ini masyarakat yang telah mendapatkan program akses air bersih dari PT Tirta Investama Aqua Wonosobo ada 534 sambungan rumah . Program akses air bersih ini akan mendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) di masyarakat,” ungkap Basuki.

“PT Tirta Investama Wonosobo juga telah mendampingi desa-desa binaanya untuk mendapatkan anugerah Proklim baik Tingkat Utama maupun Lestari, bahkan baru-baru ini perusahaan juga mendapatkan Anugerah Pendukung Proklim dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” imbuhnya.

Sampai dengan tahun 2023 ini program- program yang terus dikembangkan oleh PT Tirta Investama Wonosobo melalui program pemberdayaan nasyarakat (CSR) di antaranya adalah Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak stunting (Tangkas).

“Juga ada program konservasi tanah dan air, pertanian berbasis pemanfaatan lahan pekarangan, penanganan sampah, industri rumah tangga dan kebencanaan,” pungkasnya.

Muharno Zarka