blank
Petinggi, Rohman PRNU, H. Subekhan, KH. Ahmad Sholeh Al Yamani, beserta H. Nur Khandir

JEPARA (SUARABARU.ID) – Simbah Ageng Abdillah, Waliyullah yang dimakamkan di desa Petekeyan Tahunan Jepara,  diperingati haulnya Minggu (10/12-2023) malam. Warga Desa Petekeyan dan sekitarnya hadir dalam puncak acara haul yang dikemas dalam bentuk pengajian umum. Hadir sebagai pembicara KH. Ahmad Sholeh Al Yamani dari Bangsri Jepara dengan iringan hadrah Sholawat Kanjeng.

Beberapa kegiatan telah digelar sebelumnya antara lain Istighosah, pembacaan Manakib Syaikh Abdul Qadir Jaelani, Khotmil Qur’an Bilghoib oleh Jam’iyyah Qurro Wal Huffadh (JQH), Khotmil Qur’an Binnadhor, Ziarah umum, dan Haul Massal. Dalam bidang olahraga digelar Turnamen Bola volley Mbah Abdillah Cup.

blank
Pengajian umum puncak acara Haul Simbah Ageng Abdillah

Subekhan, Ketua Tanfidziyah Ranting Petekeyan sekaligus mewakili Ketua Panitia menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh lapisan masyarakat yang telah berpartisipasi dalam menyukseskan serangkaian kegiatan haul, utamanya para Ketua RT, tokoh agama, dan masyarakat. H. Subekhan juga mengingatkan perlunya menjaga persatuan dan kesatuan menghadapi tahun politik.

blank
Siswa-siswi MTs-MA NU ikuti ziarah ke makam Mbah Abdillah

Hal senada disampaikan Petinggi desa Petekeyan, Rohman, S. Si. saat menyampaikan sambutan. Ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh lapisan masyarakat, utamanya jajaran panitia yang dipimpin bapak Mustofa yang telah bekerja secara maksimal sehingga acara berjalan sukses.

blank
Siswa-siswi MTs-MA NU ikuti ziarah ke makam Mbah Abdillah

Lebih lanjut Rahman mengingatkan agar masyarakat dewasa menghadapi perbedaan politik di masa kampanye. “Perbedaan dalam demokrasi adalah sesuatu yang wajar. Hingga pilihan politik tidak boleh memecah belah warga,” ujarnya

Kiai  Ahmad Sholeh Al Yamani yang didaulat menjadi pembicara mengingatkan kepada jamaah agar mempersiapkan diri sebelum datang kematian. Kiai Sholeh, penceramah yang memiliki vokal tinggi itu mengutip salah satu pesan Nabi, ” Barang siapa yang datang ke kuburan tanpa membawa bekal, seakan-akan ia berjalan di lautan tanpa membawa perahu.

Kiai Sholeh menjelaskan kepada jamaah untuk merawat tradisi yang telah berkembang di masyarakat dalam memberikan penghormatan kepada orang yang telah wafat.

” Peringatan 3 hari 7 hari 40 hari haul kepada keluarganya yang telah wafat adalah tradisi yang baik yang telah diamalkan oleh para ulama mengikuti ajaran Nabi dengan harapan orang yang telah wafat mendapat ampunan dan kelapangan di alam kubur.

Melalui gending Jawa dan sholawat yang diiringi hadroh Sholawat Kanjeng Kiai Sholeh berdakwah, mengajak jamaah untuk mengambil pelajaran dari Haul Simbah Ageng Abdillah.

Hadepe – Sub