blank
Dandim 0728 Letkol (Inf) Edy Ristriyono (kedua dari kanan) dan Wakil Bupati Setyo Sukarno (kiri), memimpin karya bakti gerakan penghijauan di lahan Green Belt Waduk Gajahmungkur Wonogiri.(Dok.Pendim 0728 Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Dandim 0728 Wonogiri Letkol Inf Edy Ristriyono, Sabtu (9/12), memimpin gerakan penanam ratusan bibit pohon untuk penghijauan green belt (sabuk hijau) Waduk Gajahmungkur Wonogiri.

Penerangan Kodim (Pendim) 0728 Wonogiri, Pelda Indra, mengabarkan, lokasi karya bakti gerakan penghijauan ini berada di lahan kosong kawasan sabuk hijau Waduk Gajahmungkur Wonogiri. Tepatnya di Dusun Karangtengah, Desa Gambiranom, Kecamatan Baturetno (sekitar 50 Kilometer selatan Ibukota Kabupaten Wonogiri).

Karya bakti gerakan penghijauan penanaman pohon ini, dilaksanakan dengan menggandeng seluruh komponen masyarakat, yakni dari jajaran kepolisian, massa pelajar, instansi pemerintahan, dan para relawan dari berbagai komunitas.

Ikut hadir melakukan penanaman penghijauan, Wakil Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno, Kabagren Polres Wonogiri Kompol Dr Dwi Krisyanto, Camat Baturetno, Eko Nur Haryono, dan Kepala Desa (Kades) se-Kecamatan Baturetno.

Dandim 0728/Wonogiri Letkol (Inf) Edy Ristriyono, menyatakan, karya bakti penghijauan dengan penanaman massal bibit pohon ini, dilakukan bersama dengan seluruh stakeholder dan semua komponen masyarakat.

Tanah Longsor

Karya bakti penghijauan ini, sasarannya adalah lahan gundul yang berpotensi longsor, dan lahan kosong di pinggiran Waduk Gajahmungkur yang letaknya berdekatan dengan pemukiman warga. Juga untuk menjaga kestabilan iklim, dalam upaya mengurangi pemanasan global.

Tujuan dilaksanakan gerakan massal penanaman pohon ini, adalah untuk mengantisipasi ancaman bencana tanah longsor. Juga dalam upaya ikut melakukan reboisasi dan melaksanakan konservasi lahan, serta demi kelestarian lingkungan. Utamanya untuk mencegah terjadinya erosi dan sedimentasi di perairan Waduk Gajahmungkur Wonogiri.

Menurut Dandim, penghijauan pada lahan gundul di sejumlah kawasan perbukitan juga perlu dilakukan, sebagai kiat mengantisipasi ancaman terjadinya bencana tanah longsor yang membahayakan warga.

Karya bakti gerakan penghijauan ini, diantaranya juga menanam bibit tanaman produktif jenis buah-buahan. Agar keberardaannya lestari, karena warga mengutamakan untuk memetik buahnya, bukan memanen pohonnya.

Diharapkan, gerakan penghijauan ini akan menjadi solusi dalam upaya mengantisipasi ancaman bencana tanah longsor maupun bencana banjir. Supaya warga masyarakat tenang dan merasa aman dari ancaman banjir dan longsor.
Bambang Pur