YOGYAKARTA (SUARABARU.ID)– Usai melakukan safari politiknya di Jawa Barat, Siti Atikoh Supriyanti, istri Calon Presiden (Capres) RI 2024 Ganjar Pranowo, melanjutkan kegiatannya di Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (6/12/2023).
Dalam mengawali hari, Atikoh bertemu ratusan petani perempuan pesisir, yang ada di Kulon Progo. Kedatangannya disambut seni tradisional Gejog Lesung, yang dimainkan perempuan tani setempat. Atikoh bahkan ikut memainkan instrumen musik perkusi itu, bersama ibu-ibu lainnya tanpa terlihat canggung, dan langsung menyesuaikan irama ketukan.
”Walah, Bu Ganjar luwes mainnya,” ujar warga melihat aksi ibu dari Muhammad Zidane Alam Ganjar itu.
BACA JUGA: Dukungan Perempuan Nahdhliyin Jadi Energi bagi Siti Atikoh
Pada acara yang bertajuk Pertemuan Perempuan Tani Ngulir Budi Bakti Nagari itu, ada pula pameran produk Kelompok Wanita Tani (KWT). Di antaranya olahan kuliner siap konsumsi, berupa Dhawet Temulawak, Jahe Wangi hingga Pepes Presto Ikan.
Atikoh mengaku senang, lantaran produk dari KWT sudah dirancang dengan sangat baik, dalam kemasan yang rapi, serta informasi yang lengkap. Hanya butuh sedikit tambahan polesan agar sempurna.
”Produk olahannya keren-keren. Diversifikasi pangannya sudah jalan. Memang petani itu hebat-hebat, apalagi yang perempuan,” puji Atikoh.
BACA JUGA: Ganjar Jadi Warga Kehormatan Suku Adat Dayak Kalimantan Timur
Didampingi kader PDI Perjuangan sekaligus Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati, dan anggota DPR RI MY Esti Wijayati, Atikoh berbicara tentang program ketahanan pangan yang dibawa pasangan Ganjar-Mahfud.
”Soal kedaulatan pangan ini, Mas Ganjar sangat konsen betul. Salah satu yang menjadi misinya, mengembalikan Bulog pada fungsi awalnya, yaitu mengurus serta mengelola komoditas pangan Nasional,” ucap Atikoh.
Menurut dia, baik petani maupun konsumen tidak akan merasa dirugikan. Khususnya petani di masa panen. Dalam kesempatan itu pula, Atikoh secara khusus menyampaikan rasa syukurnya kepada para petani.
BACA JUGA: Nilai-nilai Kepramukaan Dorong Generasi Muda Siap Hadapi Tantangan Bernegara
”Saya sampaikan juga rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada petani. Sebab, tanpa panjenengan, saya pasti kelaparan,” ujar Atikoh, disambut gemuruh tepuk tangan para petani.
Dia juga sempat berdialog dengan seorang petani perempuan, bernama Isyanti. Petani berusia 50 tahun itu curhat, tentang perjuangan mempertahankan lahan dari kontrak karya pertambangan. Isyanti berharap, kelak ketika Ganjar-Mahfud memimpin Indonesia di tahun 2024, bisa mengkaji ulang dan memberi petani atas haknya.
”Ini sudah saya catat, tentu nanti bisa saya sampaikan ke Mas Ganjar. Apabila nanti mendapatkan amanah, kan bisa untuk didiskusikan bersama, bagaimana penyelesaiannya,” tegasnya.
Riyan