SEMARANG (SUARABARU.ID)- Monosodium glutamat (MSG) atau micin merupakan salah satu penyedap rasa masakan yang terbuat dari garam natrium dan asam glutamat. Penyedap rasa ini memberikan rasa gurih berbeda dari penyedap makanan lainnya. MSG pertama kali ditemukan di Jepang pada 1908 oleh Profesor Kikunae Ikeda.
Micin mengandung nitrogen, fosfor, dan kalium yang tinggi. Bahkan elemen lain seperti amonium, sulfat, kalsium, magnesium, asam amino yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman juga ada di dalam micin.
Selain membantu pengiriman sinyal-sinyal dalam otak, glutamat juga membantu Anda untuk fokus dan berkonsentrasi. Micin termasuk zat alami bergizi yang membantu penyerapan nutrisi secara maksimal ke dalam tubuh, juga bermanfaat untuk meningkatkan fungsi otak dan otot.
Baca Juga: Ini Makanan Fermentasi dan Manfaatnya bagi Kesehatan Tubuh, Simak!
Selama ini, penggunaan MSG atau micin sering kali menjadi perdebatan. Beberapa orang menghindari penggunaan MSG karena dianggap tidak baik bagi kesehatan. Dilansir dari Suara.com namun, apakah benar demikian?
Berbagai penelitian dan studi medis telah menyatakan bahwa MSG merupakan penyedap rasa yang aman untuk masakan. Selain itu, World Health Organization (WHO) dan Kemenkes RI juga telah menyepakati hasil penelitian dari Badan Pengawas Obat Makanan di Amerika Serikat yang menyimpulkan bahwa MSG aman untuk dikonsumsi.
Efek konsumsi MSG untuk jangka panjang
MSG sebenarnya aman dikonsumsi, asal dalam takaran yang wajar. Apabila dikonsumsi berlebihan dalam jangka panjang, ada beberapa risiko kesehatan yang dapat dialami. Efek tersebut antara lain kerusakan hati, diabetes, dan hipertensi.
Baca Juga: Mengandung Banyak Kolagen, Tiga Manfaat Mengonsumsi Ceker Ayam bagi Kesehatan
Selain itu, konsumsi MSG juga harus diperhatikan bagi ibu hamil dan menyusui. Sebisa mungkin ibu hamil dan menyusui menghindari konsumsi MSG. Jika terpaksa mengonsumsinya, pastikan takarannya sedikit agar tidak mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi.
Benarkah MSG bisa membuat kemampuan otak semakin turun?
Dalam otak manusia, tepatnya di dalam hipotalamus, terdapat banyak saraf reseptor yang berfungsi menerima rangsangan. Reseptor tersebut ada yang secara khusus responsip terhadap glutamat.
Semakin banyak seseorang mengonsumsi MSG, maka reseptor tersebut akan semakin aktif menerima rangsangan. Apabila hal ini berlanjut secara terus menerus, reseptor otak akan bekerja terlalu keras dan dapat menyebabkan kematian neuron, yaitu sel-sel saraf yang menjalankan fungsi kognitif otak.
Baca Juga: Penderita Anemia Wajib Tahu! Ini Tiga Manfaat Mengonsumsi Buah Duku bagi Kesehatan
Akibatnya, fungsi kognitif otak akan menurun karena kematian neuron. Penderitanya juga akan mudah mengalami sakit kepala dan sulit berpikir jernih.
Meskipun demikian, MSG bukanlah faktor utama dari menurunnya kemampuan otak seseorang. Masih banyak faktor lain yang bisa menyebabkan hal tersebut, bergantung pada pola hidup dan kebiasaan makan seseorang.
Meskipun aman dikonsumsi dalam batas wajar, ada baiknya meminimalisir konsumsi MSG. Selain itu, membatasi makanan cepat saji dan makanan kemasan yang mengandung pengawet juga tidak kalah penting untuk menjaga kesehatan tubuh maupun otak.
Penyedap rasa tidak hanya bisa didapatkan melalui MSG saja, namun kita bisa menggunakan bahab-bahan alami untuk memperkuat rasa masakan, seperti bawang putih, bawang merah, lada, merica, dan rempah-rempah lainnya.
Claudia