blank
Ganjar saat duduk di singgasana yang berbentuk sasando. Foto: tmgp

PULAU ROTE (SUARABARU.ID)– Kedatangan Ganjar Pranowo di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (2/12/2023), mendapat sambutan meriah dari tokoh adat dan masyarakat setempat. Lebih dari itu, Capres RI 2024 nomor urut 3 itu, ditasbihkan menjadi anak sulung keluarga besar Nusak Termanu.

Tiba di Bandara DC Saudale, Ganjar disambut Raja Nusak Termanu, Vicoas Amalo, dan dijemput puluhan orang berkuda, menuju Istana Uma Batu di Feapopi, Kecamatan Rote Tengah.

Di sana, mantan Gubernur Jawa Tengah itu kembali disambut secara adat. Kemudian menjalani prosesi pengangkatan sebagai anggota keluarga, dan penganugerahan nama kebesaran.

BACA JUGA: MAP Zona Adiperkasa Buka Gerai Samsung Terbaru di Rita Supermall Kota Tegal

Pertama, prosesi Safe Tasioe atau pensucian diri. Ganjar berjalan ke singgasana yang berbentuk sasando, dan dibasuh kakinya dengan air kelapa. Selanjutnya penyematan busana adat Rote.

Dan, politikus berambut putih itu mendapat gelar Funu Keu, atau anak sulung satu-satunya lelaki di dalam keluarga. Dalam adat setempat, itu berarti menjadi pimpinan tertinggi dalam keluarga.

Sekretaris Adat Suku Folateik Nusak Termanu, Gentry Amalo menuturkan, pengangkatan Ganjar menjadi anggota keluarga itu, sudah berdasarkan keputusan Dewan Adat.

BACA JUGA: PWI Pusat Gelar Lomba “Puisi Multimedia 2024”, Hendry: Wartawan Saksi Peradaban

blank
Kedatangan Ganjar disambut beberapa tokoh adat, yang kemudian memakaikan penutup kepala khas daerah setempat. Foto: tmgp

”Untuk itu, berdasarkan pengangkatan sebagai kerabat adat kepada Pak Ganjar, kami anugerahkan gelar adat dengan nama perang, Yang Mulia Funu Keu,” ujarnya.

Sementara itu, Ganjar Pranowo mengaku terharu sekaligus senang, karena sudah menjadi bagian dari masyarakat adat di Rote.

”Saya sudah tujuh kali mau ke sini, tapi selalu gagal. Dan hari ini saya sudah sampai di sini. Saya terharu, karena begitu luar biasa penyambutan masyarakat Rote,” ungkapnya.

BACA JUGA: Warga Dusun Curah Lor Terdampak Jalan Tol Jogja-Bawen Tolak Pemasangan Boks Pedestrian

Kegiatan kali ini, lanjutnya, memberikan pesan moral tentang ikatan batin sebuah keluarga. Lebih dari itu adalah, cara menjaga moral dan kebudayaan Indonesia.

”Terima kasih. Pasti saya merindukan tanah ini untuk kembali,” tandasnya.

Riyan