Jose Rizal Manua (kedua dari kanan) dan Asa Jatmiko (ketiga dari kanan), saat hadir dalam sesi jumpa pers, yang digelar di GOR Djarum, Kaliputu, Kudus. Foto: riyan

KUDUS (SUARABARU.ID)- Program Manager Bakti Budaya Djarum Foundation, Billy Gamaliel mengatakan, usai absen selama tiga tahun karena pandemi, ajang kreativitas dan kompetisi Festival Teater Pelajar (FTP), kembali digelar.

Acara ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan Teater Djarum, dan didukung sepenuhnya oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus, dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus.

Hal itu seperti yang disampaikannya, saat melakukan konferensi pers dengan sejumlah awak media, di sela pentas babak final FTP XIII/2023, di GOR Djarum, Kaliputu, Kudus, Minggu (12/11/2023).

BACA JUGA: Banyaknya Kelompok Gen Z Tak Terserap di Pasar Kerja

”Kehadiran Festival Teater Pelajar ini, sangat dinanti para pelajar di Kudus. Ini membuktikan, FTP bukan sekadar panggung pertunjukan, melainkan juga menjadi wadah bagi para pelajar untuk mengembangkan diri, sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki,” kata Billy, didampingi Jose Rizal Manua dan Irwan Jamal, yang bertindak sebagai juri, serta Asa Jatmiko selaku Pembina Teater Djarum.

Menurut dia, penampilan luar biasa dari para peserta FTP 2023 ini, diharapkan dapat menginspirasi dan meningkatkan minat para pelajar lainnya, untuk turut serta dalam mengembangkan diri mereka dalam dunia teater.

Sementara itu, Asa Jatmiko menambahkan, ada beberapa hal yang luar biasa, terkait alih bahasa naskah yang digunakan dalam pementasan kali ini. Ada tiga naskah, yang kemudian dialihbahasakan dengan menggunakan Bahasa Arab.

BACA JUGA: Target Investasi di Kota Semarang Capai Rp 25,6 Triliun, Kini Hampir Terlampaui

”Ini membuktikan, krestivitas para peserta dalam pengembangan teater, tidak hanya dalam pementasannya saja, Melainkan juga dengan variasi naskah yang kemudian mereka alihbahasakan dengan menggunakan Bahasa Arab,” tutur dia.

Alih bahasa itu dilakukan oleh beberapa sekolah Muslim, lanjut Asa, agar para murid-murid sekolah itu, bisa juga belajar teater dengan menggunakan Bahasa Arab.

Sedangkan Jose Rizal Manua menyampaikan, dirinya senang sekali melihat penampilan dan antusiasme luar biasa dari para peserta. Mereka mampu membawa semangat yang sangat bergelora, dan menunjukkan upaya yang maksimal, dalam usahanya untuk bertumbuh dalam dunia teater.

BACA JUGA: Pelari Kenya dan Ethiopia Bakal Ramaikan Lomba Lari Borobudur Marathon 2023

”Para peserta FTP adalah generasi muda yang masih belia, namun mereka telah menampilkan bakat yang sangat luar biasa dalam bidang teater. Ini adalah bukti, bahwa semangat dan dedikasi generasi muda terhadap seni pertunjukan di Indonesia sangat kuat,” ungkap dia.

Finalis FTP XIII/2023 yang mengangkat tema ‘Membaca Optimisme Realitas Sosial Hari Ini’, adalah, Teater Saka (SMK Negeri 2 Kudus), Teater Spepaba (SMP 4 Bae), Teater Ramarsaku (SMK Raden Umar Said), Teater Lembah Manah (MTs 1 Kudus), Teater Jangkar Bumi (MA Qudsiyyah).

Lalu ada pula Teater Bobot (SMP 1 Kudus), Teater Patas (SMA 1 Bae), Teater Spero (SMP 2 Kudus) dan Teater Sage (SMA 1 Gebog). Bintang tamu dalam babak final ini yakni, Teater 28 dari Universitas Siliwangi, Tasilmalaya, Jawa Barat

Para finalis akan memperebutkan gelar antara lain, Aktor Utama Terbaik, Aktris Utama Terbaik, Aktor Pendukung Terbaik, Aktris Pendukung Terbaik, Penata Set Panggung dan Lampu Terbaik, Penata Rias dan Kostum Terbaik, Penata Musik Terbaik, kemudian juga sutradara terbaik, dan puncaknya adalah gelar Teater Terbaik.

Riyan