blank
Prof. Sudharto P.Hadi, MES.,PhD, memberikan sambutan di Seminar Nasional Antiradikalisme dan Pemecahan Rekor Muri dengan tema ''Pencegahan Paham Radikalisasi bagi Mahasiswa Indonesia Menuju Generasi Emas 2045'' di Auditorium Ir. Widjatmoko USM pada 9 November 2023.(Foto:News Pool USM)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – ”Kalau di dalam ilmu yang saya tekuni, keberagaman itu menjamin terwujudnya daya dukung. Kita meyakini bahwa dengan keragaman, kebhinnekaan itu menjadi kekuatan bagi bangsa kita. Saya kira relevan jika dikaitkan dengan Indonesia Emas 2045 yang memiliki visi berdaulat, adil, dan makmur. Hal itu bisa tercapai kalau ada persatuan dan kesatuan”.

Hal itu diungkapan Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip, Prof. Sudharto P.Hadi, MES.,PhD, dalam sambutannya di Seminar Nasional Antiradikalisme dan Pemecahan Rekor Muri dengan tema ”Pencegahan Paham Radikalisasi bagi Mahasiswa Indonesia Menuju Generasi Emas 2045” di Auditorium Ir. Widjatmoko USM pada 9 November 2023.

Dia mengatakan, radikal memiliki sisi konotasi positif dimana jika di dalam ilmu perencanaan merupakan perencanaan menyeluruh yang mengetahui sampai ke akar. Tak hanya itu, radikal memiliki sisi negatif seperti tidak menghargai pandangan dan pendapat orang lain, kebhinekaan, bersikap ekstrem dan merasa paling benar.

Menurutnya, kampus merupakan tempat untuk menyemai keberagaman, Bhineka Tunggal Ika, toleransi, dan tenggang rasa. Mahasiswa adalah komponen generasi muda yang pada saat tertentu dapat mudah terpengaruh oleh segala macam ideologi dan gagasan.

Melalui kegiatan yang mendatangkan 20 mantan napiter dan Kepala Badan Nasional Penanggulan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia yaitu Komjen Pol. Prof. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si., sebagai narasumber keynote speech, dapat menjadi acara yang dapat memantapkan diri sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

”Hari ini saya sangat senang, disamping Pak Kepala BNPT memberikan keynote speech, para mantan narapidana juga hadir memberikan testimoni pengalaman mereka sehingga ada lesson learned itu didesiminasikan. Ketika ada gejala-gejala itu, itulah gejala yang mengajak mahasiswa untuk ke arah radikalisasi. Dengan kegiatan ini semoga menjadi acara yang memantapkan kita adalah bagian dari NKRI,” tuturnya.

Pada kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Tengah (Kesbangpol Jateng), Haerudin, S.H., M.H., Direktur Intel Polda Jateng, Kombes Pol. Kukuh Kalis Susilo, Indesos Densus 88 Anti Teror, Kombes Pol. Kurnia Wijaya, dan Perwakilan dari Muri, Sri Widayati.

Hadir pula Anggota Pembina Yayasan Alumni Undip, Ir. Soeharsojo IPU, Ketua Pengurus Yayasan Alumni Undip, Prof. Dr. Ir. Hj. Kesi Widjajanti, S.E.,M.M., Pengawas Yayasan Alumni Undip, Rektor USM Dr Supari ST MT, para Wakil Rektor USM, Dekan Fakultas di lingkungan USM, serta civitas akademika USM.

Muhaimin