Para peraih gelar juara lomba dalang bocah tingkat Kabupaten Wonogiri, foto bersama dengan Dewan Juri dan Kabid Kebudayaan Dikbud Wonogiri, Eko Sunarsono (kiri).(Dok.Ist SB/Bambang Pur)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Anjali Bintang Kusumo (9), berhasil meraih gelar juara pertama dalam lomba dalang bocah tingkat Kabupaten Wonogiri Tahun 2023. Juara II dan III diraih oleh Respati Listyatmoko (11) dan Bisma Gibran Alkhalifi (9).

Untuk gelar juara harapan I, II dan III masing-masing dimenangi oleh Wahyu Setiaji (12), Andhika Arjun Putro Nudani (8) dan Naras Nareswara Krisna (12). Lomba digelar di Museum Wayang Nasional Padepokan Pak Bei Tani, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri.

Tampil sebagai tim juri masing-masing Bayu Aji, Puthut Wijanarko dan Anom Dwijokangko. Kepada semua peraih gelar juara, mendapatkan tropi tetap dan hadiah uang pembinaan. Penyerahannya diterimakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Wonogiri, yang diwakili Kabid Kebudayaan Eko Sunarsono.

Peraih gelar juara pertama, Anjali Bintang Kusumo, merupakan bocah kelahiran Wonogiri Tanggal 11 Mei 2014. Pelajar Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Digal, Desa Sumberagung, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, ini meraih jumlah nilai tertinggi, yakni sebanyak 763.

Sebagaimana pernah diberitakan, untuk lomba dalang remaja juara I, II dan III masing-masing diraih oleh Bramantya Pangestu Utama dari Sanggar Reksa Budaya Purwantoro. Gelar Juara dua dan tiga dimenangi oleh Egi Cahya Widi Utama dan Sahrul Oktavian Ramadan (Rama), keduanya dari Sanggar Panji Wulung.

UNESCO

Juara Harapan I lomba dalang remaja, diraih oleh Dhanu Probo Kusuma dari Sanggar Loka Probo Laras Ngadirojo. Juara Harapan II Fauzi Ramadhani dari SMP Negeri 3 Sidoharjo. Juara Harapan III Yhovian Giri Utama dari Sanggar Ismoyo Laras Pracimantoro. Bersamaan itu, Wonogiri juga menggelar lomba seni karawitan pelajar.

Aspek penilaian lomba, meliputi sulukan, dodogan, catur, sabet, lakon/cerita menyangkut design dramatic. Catur/dialog terkait dengan retorika antawacana dan pengkarakteran tokoh. Juga aspek sabet dan tetikesan (gerak dalam menghidupkan wayang), tatwa (filsafat) serta iringan karawitan.

Lomba dalang remaja dan bocah ini, bertujuan untuk melestarikan wayang kulit dengan mengenalkan pada anak di usia dini. Agar mereka dapat mencintai seni dan budaya bangsanya sendiri, serta mampu membangun karakter sejak usia bocah.

Hal itu penting diwujudkan, karena wayang kulit Indonesia sejak Tahun 2003 telah dikukuhkan sebagai warisan budaya oleh UNESCO. Sebagaimana diketahui, UNESCO telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Yakni sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau karya kebudayaan yang mengagumkan di bidang cerita narasi dan warisan budaya.

Presiden Joko Widodo, telah mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor: 30 Tahun 2018 tentang penetapan Hari Wayang Nasional diperingati setiap Tanggal 7 Nopember.
Bambang Pur