blank
Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Semarang (PkM USM) melakukan Sosialisai mengenai konsep Cara Produksi Makanan yang Baik (CMBP) ke karyawan UD Mekar, Semarang pada 14 Oktober 2023.(Foto:News Pool USM)

SEMARANG (SUARABARU.ID)- Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Semarang (PkM USM) melakukan Sosialisai mengenai konsep Cara Produksi Makanan yang Baik (CMBP) ke karyawan UD Mekar, Semarang pada 14 Oktober 2023.

Ketua Tim PkM USM terdiri atas Ketua Zulhaq Dahri Siqhny, ST., MT, anggota Prof. Sri Budi Wahjuningsih, MP, dan Dr Dian Indudewi, SE, MSi, Akt.Mereka dibantu dua mahasiswa yakni Anisa Julia Rahma dan Putri Angelika Novita Hasan.

Kegiatan PkM dibiayai DRTPM-Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Zulhaq mengatakan, tujuan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan pemilik dan pekerja mengenai manajemen produksi dan manajemen pemasaran pada proses produksi kerupuk rambak tapioka. Pengetahuan tersebut dapat diterapkan sehingga kuantitas dan kualitas produk kerupuk meningkat.

”Kami berharap, kegiatan ini menambah pemahaman para karyawan dan pemilik UD Mekar,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Zulhaq memberikan paparan mengenai introduksi alat pengering hybrid berbasis solar-lpg. Menurutnya, alat pengering ini dapat menggantikan pengering matahari yang sebelumnya digunakan.

”Pengeringan dengan matahari tergantung musim dan cuaca. Alat pengering hybrid berbasis solar-lpg terdiri dari kolektor surya pada bagian atas alat sehingga proses pemanasan bisa didapatkan dengan bantuan sinar matahari. Sementara sistem burner gas menghasilkan panas dari bagian bawah alat,” jelasnya.

Adanya pengering kerupuk berbasis Hybrid, katanya, memberikan manfaat antara lain efisiensi termal yang lebih tinggi daripada pengering energi matahari tanpa kolektor cahaya, tidak tergantung musim, bisa dioperasikan pada musim kemarau (sistem kolektor cahaya) dan musim hujan (burner gas).

”Selain itu juga lebih higienis dan terbebas dari kontaminan luar,” tandasnya.

Sementara itu, Prof. Sri Budi Wahjuningsih, MP dalam materinya mengatakan, CMPB harus diaplikasikan pada industri makanan, baik skala rumah tangga, menengah, hingga skala besar. Penerapan CMPB dapat meningkatkan kualitas dan produktifitas produk. Pada produksi kerupuk rambak tapioka, proses persiapan bahan baku, proses produksi, hingga tercapai produk harus menjaga keamanan pangannya.

”Adanya cemaran dari luar harus diminimalisasi sehingga kualitas produk terjaga. Aspek kesehatan dan hygiene karyawan juga harus diperhatikan seperti penggunaan seragam, masker, dan sarung tangan saat proses produksi,” ujarnya.

Dian Indudewi memberikan paparan mengenai konsep manajemen pemasaran. Menurutnya, pemasaran dapat diperluas dengan memaksimalkan media online, seperti tokopedia, bukalapak, dan lazada. Selain itu, akan dilakukan pemasaran pada media sosial seperti melalui facebook, Instagram.

”Meluasnya pemasaran akan diimbangi dengan desain kemasan yang menarik sehingga konsumen tertarik dan dapat mengenali produk kerupuk dari UD Mekar. Selain itu, juga dilakukan pendampingan penetuan harga jual sehingga dapat ditentukan harga jual yang sesuai,” ungkapnya.

Pemilik UD Mekar, Maman menyambut baik informasi mengenai mengenai manajemen produksi dan manajemen pemasaran pada proses produksi kerupuk rambak tapioka. Dia sangat tertarik dengan adanya introduksi alat pengering hybrid berbasis solar-lpg dan adanya konsep CMPB (Cara Produksi Makanan yang Baik).

”Dari sisi manajemen pemasaran, saya akan menerapkan pemasaran online, pengemasan produk yang lebih menarik dengan pemberian label pada kemasan kerupuk, dan mengkalkulasi harga jual yang sesuai,” tandasnya.

Muhaimin