blank
ANTRI - Warga tengah antri untuk mendapatkan bantuan beras. (Foto: Diskominfo)

BATANG (SUARABARU.ID) – Untuk memperingati Hari Pangan Sedunia dan Hari Tani Nasional, momentum ini digunakan Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Batang menggelar bhakti sosial di halaman Kantor Balai Penyuluhan Pertanian Tersono, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang, Senin (16/10/2023).
Tema hari pangan sedunia tahun ini “Water Is Life, Water Is Food” dan hari Pertanian Nasional Ke-63.
Ketua DPD Perhiptani Batang Ariesna Pradana mengatakan, Perhiptani Batang pertama kalinya mengadakan acara pameran hasil pertanian dan pasar murah yang telah dibantu oleh berbagai macam pendukung.
“Pada acara ini kami melakukan bhakti sosial salah satunya pemberian beras kepada 20 masyarakat kurang mampu yang setiap orangnya mendapatkan beras 5 kg. Pemberian beras sendiri merupakan iuran sukarela dari 93 anggota Perhiptani Kabupaten Batang,” jelasnya.
Tidak hanya itu, ada juga kegiatan pengecekan kesehatan, vaksinasi hewan, donor darah, dan lomba kudapan yang semuanya dibantu oleh beberapa dinas terkait.
“Untuk ketahanan pangan Perhiptani Kabupaten Batang menyiapkan 1 ton beras yang dapat dibeli oleh masyarakat hasil dari Lumbung Tani Tersono. Momentum ini untuk mendorong serta meningkatkan kesejahteraan petani. Karena pada hakikatnya petani merupakan pelaku pembangunan di sektor pangan,” terangnya.
Sementara itu Pelaksana tugas (Plt) Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Batang Wahyu Budi Santoso mengatakan, bahwa acara bhakti sosial inisiatif sendiri dari Perhiptani Kabupaten Batang. “Karena mereka dibawah kami dalam strukturalnya, makanya dari Dispaperta Kabupaten Batang membantu semaksimal mungkin anggaran,” ujar dia.
Mudah-mudahan tahun depan bisa direncanakan sebagai agenda rutin Perhiptani Kabupaten Batang untuk bhakti sosial dan gerakan pangan murah. “Karena penyuluh pertanian ini menjadi garda terdepan kami untuk memenuhi pangan tetapi bagaimana kualitas pangan yang dikonsumsi masyarakat untuk meningkatkan kualitas gizi,” pungkasnya.
Nur Muktiadi