Dirinya menjelaskan, untuk pengiriman jarak dekat biasanya membutuhkan BBM dengan kapasitas 10 liter. Sedangkan, pengiriman bantuan air bersih untuk masyarakat terdampak kekeringan di lokasi yang jauh butuh 20-25 liter untuk sekali pengantaran.
“Selisih antara BBM Solar dengan Solar Dexlite itu Rp10 ribu per liter, jadi selisih pembiayaan BBM antara Rp 150.000 – Rp 200.000. Padahal, pelayanan kita ini kategori bencana. Selama ini, pengecualian dari Pertamina, penggunaan solar subsidi untuk plat merah hanya pada armada Damkar saja,” jelas Masrikan.
Pihaknya berharap, PT Pertamina (Persero) bisa memahami kondisi bencana kekeringan yang terjadi di berbagai wilayah Kabupaten Grobogan ini dengan memberikan dispensasi agar penggunaan BBM solar bisa diperuntukkan guna pengangkutan air bersih di wilayah terdampak kekeringan.
Tya Wiedya