Satu-satunya dunia yang ia rasakan adalah keluarganya yang selama ini menerima dan mendukungnya, terutama dalam pendidikan. Ia berkesempatan untuk belajar hingga lulus dari sebuah Sekolah Tinggi Theologia (STT) Abdiel Ungaran.

Secercah harapan dimilikinya saat ada seorang pria yang mau meminangnya. Dari pernikahan itu, Mbak Is memiliki seorang putri (13) yang sangat dicintainya. Namun semua berjalan tidak seperti apa yang diharapkan. Hanya beberapa tahun setelah menikah, suaminya pergi meninggalkan dia dan anaknya dengan tidak bertanggung jawab. Itu menimbulkan luka yang begitu mendalam. Satu-satunya harapan yang membuat dia tetap punya semangat hidup adalah anak satu-satunya yang harus ia rawat.

Dengan kondisinya, tentu merawat anak seorang diri tidak mudah. Apalagi tidak ada penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Selama ini Mbak Is hanya membantu sebagai guru Paud Kartini Ceria Ngeling di desanya dengan honor yang sedikit. Tetapi dia tetap mensyukuri setiap berkat yang dia dapatkan. Hidupnya ada dalam pemeliharaan Tuhan, itu keyakinannya.

Satu titik balik yang mengubah hidup Mbak Is adalah ketika ia mulai berkenalan dengan komunitas disabilitas di Jepara. Mbak Is bertemu dengan orang-orang yang memiliki pergumulan yang sama dengannya. Ia merasa dicerahkan karena memiliki sahabat dan komunitas untuk tumbuh bersama.

Semenjak itu, Mbak Is mulai bisa berdamai dengan dirinya dan aktif berorganisasi di beberapa organisasi disabilitas. Ia ingin menjadi berkat untuk orang lain melalui apa yang ia bisa lakukan. Itu semua memberi energi untuk terus semangat menatap masa depan demi putrinya yang saat ini beranjak remaja.

Kesempatan baik datang kepada Mbak Is saat Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan memiliki keinginan untuk merekrut operator call center 110 dari kelompok penyandang disabilitas. Mbak Is terpilih dan itu sangat disyukurinya.

“Selalu ada harapan dan kesempatan yang tidak terduga. Selalu ada kemungkinan di tengah berbagai ketidakmungkinan. Satu hal yang ia pegang saat ini adalah untuk tetap percaya dan melangkah dengan segala keikhlasan,” pungkasnya.

Mbak Indri yang merupakan warga Desa Ngeling RT 02 RW 06, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, mengaku senang dan bangga bisa menjadi bagian dari kepolisian.

Hadepe