blank
Ketua PMI Kota Semarang dr Awal Prasetyo mendampingi Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan dr Lily Kresnowati dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang dr Abdul Hakam di Gedung baru Klinik Utama PMI Kota Semarang, Jalan Mgr Soegijapranata Kota Semarang, Minggu (17/9/2023). Foto : Absa 

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Di tengah peringatan HUT Ke 78, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang secara resmi, meresmikan Klinik Utama Hematoonkologi Medik PMI Kota Semarang di gedung PMI yang baru, di Jalan Mgr Soegijapranata Kota Semarang, Minggu (17/9/2023).

Klinik Utama Hematoonkologi Medik PMI Kota Semarang, yang sebelumnya berada di gedung lama, memberikan pelayanan khusus untuk pasien penderita Thalassemia (kelainan sel darah merah/hemoglobin) dan hemofilia (penyakit keturunan yang mengganggu proses pembekuan darah).

Seperti diketahui bersama, thalasemia terkadang belum menjadi prioritas, padahal menjadi urutan ke 4 dari besarnya klaim pembiayaan kesehatan setelah penyakit jantung, gagal ginjal dan kanker. PMI Kota Semarang mencatat, tahun 2020 lalu di Kota Semarang khususnya, penderita thalassemia ada sebanyak 77 kasus.

Ketua PMI Kota Semarang dr Awal Prasetyo menyebutkan, Klinik Utama PMI Kota Semarang itu memang ditujukan, untuk upaya pelayanan hilirisasi produk darah dari sukarelawan, masyarakat Kota Semarang sebagai pendonor.

“Arah pengembangan layanan hematoonkologi dan berbagai perspektif perbaikan kualitas hidup pasien-pasien di problem tersebut. Tadi sudah mendapatkan usulan, arahan dari Direktur BPJS dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, bahwa pasien-pasien selain mendapatkan layanan transfusi, perlu juga persediaan obat, juga perlu didukung kesehatan giginya juga rehabilitasi medik fisioterapi dan lain lain. Intinya di area spesialis itu,” urainya.

Terkait pembiayaan pasien, lanjut dr Awal, saat ini masih menjajaki peluang pembiayaan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Badan PenyelenggaJaminan Sosial (BPJS), agar nantinya biayanya bisa dipikul bareng, karena PMI adalah organisasi sosial kemanusiaan, sehingga yang ditolong pertama kali adalah manusianya.

Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan dr Lily Kresnowati Mkes menyatakan, jika saat ini belum ada kerjasama khusus untuk hematooktologi, sebab harus mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Tapi Saya kira pada prinsipnya, JKN itu sesuai dengan kebutuhan dasar kesehatan, tentu ingin menjamin bahwa seluruh penderita thalassemia dan hemofilia yang membutuhkan layanan JKN bisa terjamin dengan pelayanan JKN nya. Apalagi Kota Semarang sudah UHC. Nanti kedepan kita akan lihat bersama, seperti apa pemenuhan persyaratan dan seterusnya,” paparnya saat mengunjungi Klinik Utama PMI Kota Semarang.

Prinsipnya, imbuh dr Lily, semua kebutuhan layanan untuk pasien-pasien (penderita thalassemia dan hemofilia) itu tentu akan diupayakan terpenuhi, baik dengan Klinik Utama PMI Kota Semarang maupun di tempat lainnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang dr Abdul Hakam berharap, jika Klinik Utama PMI Kota Semarang itu sudah memenuhi kelengkapan sesuai persyaratan yang dibutuhkan, maka bisa segera di lakukan kerjasama dengan BPJS.

“Harapannya, jika sudah lengkap semuanya, kemudian bisa di approv (setujui) sama BPJS, supaya tidak butuh waktu yang lama bisa kerjasama dengan BPJS, sehingga masyarakat yang (berobat) kesini tidak harus bayar,” harapnya.

Back up Pemerintah Kota Semarang tentunya, pastinya kita mendorong Klinik Utama ini bisa jadi yang kekhususan tadi. Jadi klinik yang khusus untuk kanker dan kelainan darah, ginjal ada klinik apalagi misalnya. Dari sisi finansial kan ada bulan bakti Donor Darah, harapannya juga bisa membantu terus untuk mengembangkan fasilitas di klinik Utama ini,” tandas dr Hakam.

Absa