blank
Kegiatan orientasi PMBA dan program inovasi yang digelar PC Fatayat NU Wonosobo. Foto : SB/dok Humas PCFNU

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Pimpinan Cabang Fatayat NU Kabupaten Wonosobo menggelar “Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) dan Program Inovasi” di RM Sariroya Gedung Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Wonosob

Kegiatan bertema “Optimalisasi Peran Kader Fatayat NU dalam Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting di Wonosobo” itu, diikuti perwakilan PC dan PAC Fatayat NU se-Kab Wonosobo.

Bertindak sebagai pemateri yakni Wilda Inayah, pengurus Bidang Kesehatan PC Fatayat NU Wonosobo dan tenaga medis di Puskesmas Garung Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Wonosobo.

Ketua PC Fatayat NU Wonosobo Haryati mengatakan kegiatan tersebut merupakan turunan dari program kerja bidang kesehatan Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat NU Jawa Tengah.

“Wonosobo merupakan daerah denga angka kasus stunting cukup tinggi. Karena itu, kader Fatayat NU diminta berperan aktif ikut membantu pemerintah dalam menurunkan angka kasus stunting,” kataya.

Wilda Inayah menegaskan, upaya pencegahan kasus stunting bisa dilakukan melalui intervensi gizi spesifik. Sasaran prioritas program ini adalaj ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0-23 bulan dan Intervensi gizi sensitif dengan peningkatan air minum dan sanitasi, akses kualitas layanan gizi.

Perkembangan Anak

blank
Peserta orientasi PMBA dan program inovasi yang digelar PC Fatayat NU Wonosobo foto bersama. Foto : SB/dok Humas PCFNU

“Pertumbuhan anak ditunjukan dengan semakin bertambah tinggi badannya dan berkembang mulai anak belum bisa jalan, berdiri, berjalan secara mandiri. Kemapuan berbicara dan kemampuan sosialisasi mandiri. Perkembangan otak dari bayi sampai dewasa,” jelasnya.

Menurut Wilda, strategi pemberian makan bayi dan anak (PMBA) yakni melalui standar emas pemberian makan bayi dan anak, inisiasi menyusu dini (IMD) dan
asi eksklusif 6 bulan melalui pemberian air susu ibu (ASI) mulai usia 6 bulan.

“Yang mesti dilakukan, seperti menyiapkan ibu hamil untuk siap IMD, mendampingi ibu hamil untuk mempersiapkan diri agar nantinya bisa melakukan IMD dengan baik. Memastikan ibu hamil punya buku KIA dan mengingatkan agar membaca buku KIA agar paham tentang segala yg harus dilakukan calon ibu dan ibu yang memiliki anak balita,” tegasnya.

Selama ini, lanjutnya, yang tahu isi KIA hanya petugas Posyandu, diharapkan dengan program “Sambung Simbok Sambang Bocah” ini semua ibu paham akan semua hal tentang kehamilan dan tumbuh kembang bayi secara baik.

“Dengan demikian, ibu hamil dengan kurang energi kronis (KEK) atau ibu hamil yang memiliki risiko KEK yaitu yang mempunyai ukuran lingkar lengan atas (LiLA) di bawah 23,5 cm atau indeks massa tubuh (IMT) pada pra hamil atau Trimester I (usia kehamilan kurang 12 minggu) dibawah 18,5 kg/m2 (Kurus) bisa dicegah,” tandasnya.

Muharno Zarka