blank
Ilustrasi. Reka: wied

Hayatun Nufus Kamila

Jangan Mencintai Seorang Penyair 

Jangan mencintai seorang penyair
Jika tak ingin tersesat dalam
rimbunnya belantara aksara.
Jangan menaruh kepercayaan kepada seorang penyair
Karena kata-katanyaserupa berita cuaca
yang kadang menjanjikan cerah mentari,
Kadang juga memberikan mendung yang menurunkan hujan

Jangan mengagumi seorang penyair
Jika tidak ingin ditelan kesepian,
Karena dia akan kerap berbagi waktu
dengan binal ujung pena
Jangan pernah berharap kesetiaan pada seorang penyair,
Sebab daun yang jatuh dan seluruh semesta pun
bisa menjadi pelarian untuk dia
berbagi suka, duka, dan cita

 

Bungaku

Rembulan semakin tinggi isyarat malam sudah tua
Di balik gercik dentingan nada
Bungaku masih terjaga dari betari sana.

Bungaku tak layu malah ia menengadah
dan mengadu di pangkuan malam
”wahai malam apakah ia yang menulis puisi untukku
ia menulis dengan tulus

 

Sepercik Harapanku

Serpihan malam yang sedikit terang
Getaran-getaran halus yang menggenggam lurus
Dalam detik ini juga ingin ku selimuti
Bayangan-bayangan sepi ini.

Aku kehilangan sosok dirimu
Kusapu bekas bayangan tentang dirimu
Aku masih seperti yang kemarin
Yang menantimu dalam hening
Namun kau sedikitpun tak bergeming
Menuju ke arahku

*) Hayatun Nufus Kamila,mahasiswa PBSI Universitas Muria Kudus