Ganjar, Siti Atikoh dan Alam Ganjar, berpamitan dari atas panggung pada seluruh masyarakat Jateng yang telah mendukungnya selama 10 tahun ini. Foto: hery priyono

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Ganjar Pranowo resmi berpamitan di hadapan warga Jawa Tengah, yang datang dalam acara ‘Terima Kasih Jawa Tengah’, yang digelar di Halaman Kantor Gubernur Jateng, Jalan Pahlawan, Semarang, Selasa (5/9/2023) sore.

Naik panggung sekitar pukul 16.15 WIB, Ganjar yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam, keluar dari ruangan yang telah menjadi kantornya selama 10 tahun, untuk kemudian menyalami sejumlah orang yang berjejer dari depan pintu ruangan, hingga ke bawah panggung.

Teriakan dan lambaian tangan dari para warga masyarakat pecah, saat Ganjar berada di atas panggung acara. Dua MC yang mengawal, Nessa Gozal dan Sarjoe, tak henti – hentinya mengajak hadirin untuk mengapresiasi mantan gubernur itu di atas panggung.

BACA JUGA: Tangis Ganjar Pranowo Pecah saat Pamitan Kepada Ribuan Rakyat Jateng

Ganjar Pranowo membungkukkan badan sebagai tanda pamit, setelah 10 tahun menjadi Gubernur Jateng. Foto: hery priyono/suarabaru.id

”Saya mengucapkan terima kasih kepada Jawa Tengah selama 10 tahun ini, terima kasih juga kepada teman-teman yang telah bersama-sama selama ini membangun Jateng,” katanya, di hadapan massa.

Momen menarik terjadi, usai Ganjar memberikan sambutan, kemudian diputarkan video singkat, kesan dan pesan dari orang-orang terdekatnya selama ini. Mulai dari kawan lama semasa SD, mantan guru sekolah, asisten rumah tangga, sopir pribadi, kepala tata usaha setda provinsi, hingga istri dan anaknya.

Ganjar menangis, usai mendengar kesaksian orang-orang terdekatnya mengenai dirinya selama ini, terutama pada saat sang putra semata wayangnya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar, yang mengutarakan tentang janji sang ayah untuk mengajak naik gunung berdua, yang belum terpenuhi.

”Saya jadi semakin terharu, dan mengucapkan terima kasih kepada mereka yang sudah hadir. Dan jadi tersentuh, pada saat tadi anak saya bilang soal janji sedari kecil, ingin naik gunung bersama, dan saya baru teringat,” katanya.

Hery Priyono