SEMARANG (SUARABARU.ID)– Upaya menghapus stigma dan diskriminasi yang dihadapi para penderita Tuberculosis (TB), harus konsisten dilakukan. Hal ini dalam rangka peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
”Sejumlah tantangan yang dihadapi pasien dalam pengobatan TB, harus segera dijawab dengan solusi yang tepat, agar negeri ini segera terbebas dari TB,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/8/2023).
Saat ini, Indonesia berada pada posisi kedua kasus TB terbanyak di dunia, setelah India. Estimasi kasus TB di Indonesia ada sebanyak 969 ribu kasus.
BACA JUGA: Kapolres Jepara Mangajar Siswa SMAN 1 Jepara: Hindari Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme
Insiden TB di Indonesia ada sebesar 354 orang per 100.000 penduduk. Artinya dari 100.000 orang akan ada 354 orang yang menderita TB. Angka pengobatan TB sebesar 85 persen yang tercatat saat ini, masih di bawah target yaitu 90 persen.
Diakui Kementerian Kesehatan RI, stigma dan diskriminasi terhadap pasien TB masih menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam proses pengobatan.
”Tantangan yang dihadapi pasien TB, harus disikapi semua pihak dengan serius. Karena ini tidak semata-mata masalah kesehatan,” urainya.
BACA JUGA: Transaksi Non Tunai Akan Diterapkan di 7.809 Desa
Rerie, sapaan akrab Lestari berpendapat, dukungan dalam bentuk bantuan psikologis terhadap pasien harus dikedepankan. Di sisi lain, tambah Rerie, yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, upaya sosialisasi masif terkait identifikasi dan penanganan TB di Tanah Air, harus dilakukan.
Ditegaskan anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, pemahaman masyarakat terkait TB terus meningkat, untuk mendukung akselerasi penanganan TB di Indonesia.
”Kolaborasi yang kuat antarkementerian dan lembaga serta masyarakat dan komunitas harus tercipta, dalam setiap upaya akselerasi pembangunan di sektor kesehatan,” harap dia.
Riyan