blank
Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, memotong kabel yang melintang di depan Masjid Baiturrahman sebagai simbolisasi dimulai proyek ducting kabel yang ada di Kota Semarang, Selasa (15/8/2023). (foto HP)
SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kota Semarang menjadi kota kedua di Indonesia setelah Kota Jakarta yang memindahkan kabel fiber optik udara ke bawah tanah (ducting).
Pemindahan tersebut dimulai dari Jalan Gajah Mada sebagai pilot project untuk sistem ducting di Kawasan Segitiga Emas.
Dalam sambutannya, Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menyampaikan mengenai pentingnya pemindahan tersebut sebagai salah satu upaya untuk mempercantik kota dan menghindari bencana.

“Hari ini merupakan momentum penurunan kabel (ducting). Tadi disampaikan dari Telkomsel dan Moratelindo bahwa hanya ada dua kota yang melakukan ducting, di Kota Jakarta dan kota Semarang, dan juga dengan berbasis 5G. Nanti juga akan lebih cantik dan menghindarkan dari bencana-bencana,” ujar perempuan yang akrab disapa Mbak Ita usai seremonial penurunan kabel fiber optik di depan Masjid Baiturrahman, Jalan Gajah Mada, Selasa (15/8/2023).

Seperti diketahui jika wilayah segitiga emas di Kota Semarang menjadi wilayah yang menjadi sasaran ducting. Wilayah tersebut meliputi delapan ruas jalan dengan total panjang 30 kilometer, di antaranya Jalan Pandanaran, Jalan Pemuda, Jalan Gajahmada, Imam Bonjol, MT. Haryono, Jalan Pahlawan, Kawasan Simpang Lima dan Jalan Ahmad Yani.
Mengenai sejarah ducting di Kota Semarang sendiri, berawal pada tahun 2019 melalui kerja sama operasional antara PT. Bumi Pandanaran Sejahtera yang merupakan BUMD Kota Semarang dengan PT. Moratelindo untuk membangun sarana komunikasi pasif berupa saluran ducting bersama di Kota Semarang.
Dalam prosesnya, terdapat banyak hambatan khususnya perihal relokasi kabel optik dari 26 penyelenggara telekomunikasi di Kota Semarang.
Oleh sebab itu, orang nomor satu di kota Semarang tersebut juga akan mendorong Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL) agar segera menurunkan kabel fiber optik masing-masing ke sistem ducting.
Dirinya mencontohkan Kota Lama yang sudah berhasil dalam melakukan proses ducting tersebut.

“Kita harapkan nantinya tidak hanya segi tiga emas saja, dan ini mungkin yang masih menjadi PR bagaimana kita mendorong APJII dan APJATEL. Karena sekarang ini yang sudah masuk ducting masih Telkom dan Moratelindo. Saya nanti akan mengajak teman-teman seperti di Kota Lama,” ucap Mbak Ita.

Lebih lanjut, Wali kota perempuan pertama di kota Semarang tersebut berharap ke depannya seluruh kabel fiber optik udara di Kota Semarang dapat ditanam di bawah tanah.
“Sementara masih segi tiga emas karena terkait biaya, karena ini juga kolaborasi, kita harapkan yang segi tiga emas dulu. Karena toh ducting-nya juga sudah dibangun, tinggal dimasukkan saja. Kalau tidak ada pioner, kalau tidak ada yang pertama nanti tidak selesai-selesai,” jelasnya.
Sedangkan Kepala KSO BPS Moratelindo Resi Bramani mengatakan jika pekerjaan ini akan memerlukan waktu selama kurang lebih dua bulan sampai bisa digunakan dengan maksimal.
“Kita berharap dalam sebulan hingga dua bulan daerah sini sudah rapi semua tanpa kabel. Kami juga sudah ada grand designnya untuk ke depan. Untuk sementara kita ruas ini dulu dan sudah ready tinggal digunakan,” tandasnya.
Dirinya juga menyampaikan mengenai keuntungan dari ducting yang lebih aman dan lebih awet untuk Kabel Fiber Optik.
“Perawatan lebih aman dan mudah kalau di bawah, karena masuk sekali. Tidak ada lagi kecelakaan, tidak ada lagi putus kabel, tidak ada lagi hewan pengerat dan lain-lain,” pungkasnya.
Hery Priyono