blank
USM menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema ''Menggagas Pendirian Living Laboratory dan Peran USM dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs)'' yang berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS) pada 9 Agustus 2023 di Ruang Telekonferensi, Gedung Prof Dr Muladi SH lantai 8 USM.(Foto:News Pool USM)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Air merupakan sumber kehidupan yang sangat penting. Untuk itu USM berencana mendirikan living laboratory yang berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS).

Hal itu diungkapkan Rektor USM, Dr Supari ST MT dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema ”Menggagas Pendirian Living Laboratory dan Peran USM dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs)” yang berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS) pada 9 Agustus 2023 di Ruang Telekonferensi, Gedung Prof Dr Muladi SH lantai 8 USM.

Kegiatan menghadirkan narasumber Ketua Forum DAS Jawa Tengah, Prof Dr Ir Sriyana MS, Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip Prof Sudharto P Hadi MES PhD.

Selain Rektor, egiatan juga dihadiri Wakil Rektor I USM Prof Dr Ir Sri Budi Wahjuningsih MP, Wakil Rektor III USM Dr Muhammad Junaidi SHI MH, Dekan Fakultas beserta jajarannya, dan dosen USM.

Menurut Rektor, topik dalam diskusi ini berfokus tentang air.

”Topik SDGs ini berfokus pada air, karena ada filosofinya bahwa air merupakan sumber kehidupan yang sangat penting. Untuk itu USM berencana mendirikan living laboratory yang berbasis DAS,” katanya.

Dia mengatakan, ada dua poin penting dalam Sustainable Development Goals ini yaitu kesadaran dan keikhlasan.

”Kesadaran ini, menyadarkan bahwa di SDGs ini kita diberi kesempatan kewenangan untuk berkontribusi. Sedangkan keikhlasan bahwa dengan keterbatasan ini harus ikhlas dan memanfaatkan sebaik mungkin, karena kita hanya punya sepenggal waktu untuk dapat berkontribusi untuk Kota Semarang,” jelasnya.

Dia berharap, diskusi ini dapat sejalan dengan visi USM sehingga dapat memberikan kontribusi untuk Kota Semarang.

Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip Prof Sudharto P Hadi MES PhD mengungkapkan, sungai menjadi urat nadi perekonomian.

”Sungai manjadi tempat menampung dan mengalirkan air, sungai menjadi sumber kehidupan, sawah irigasi, sumber energi bagi pembangkit listrik, bahan mineral seperti, pasir, batu, ikan dan biota ekosistem air, sehingga sungai itu menjadi urat nadi perekonomian untuk menyuplai barang-barang keluar,” ungkapnya.

Prof Dharto berharap, para akademisi USM dapat berkolaborasi untuk pendirian living laboratory berbasis DAS.

”Saya berharap, bapak ibu dapat berkolaborasi dalam mewujudkan daerah aliran sungai yang akan menjadi projek kita bersama-sama dari berbagai sudut pandang seperti, fakultas ekonomi, hukum, teknik, pertanian, psikologi, teknik informasi dan komunikasi, dapat dijadikan penelitian maupun pengabdian yang berkelanjutan,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Forum DAS Jawa Tengah Prof Dr Ir Sriyana MS mengatakan, rencana pendirian living laboratory berbasis DAS menjadi titik pengelolaan yang terintegrasi dan menjadi wadah kolaborasi.

”Kegiatan ini, menjadi titik pengelolaan yang terintegrasi dengan melakukan kolaborasi para pihak, karena living laboratory ini sebagai wadah untuk melakukan kolaborasi para pihak, dan kita tahu bahwa DAS ini terdiri atas batas topografi secara alami, wilayah daratan, sungai yang menampung kualitas dan kuantitas air, sehingga pada gilirannya mempengaruhi kehidupan kita,” tuturnya.

Menurutnya, living laboratory berbasis DAS yang nanti akan didirikan dapat mendukung visi misi USM.

”Target yang ingin dicapai dari pendirian DAS sebagai living laboratory USM untuk mendukung USM menjadi universitas yang mengahsilkan sumber daya insani yang profesional, beradap serta berkeindonesiaan, dan iptek yang berdaya guna dan berhasil guna,” tandasnya.

Muhaimin