SALATIGA (SUARABARU.ID) – Setelah dua tahun dilaksanakan secara daring karena pandemi Covid-19, program East Asia Student Encounter (EASE) 2023 diadakan secara luring di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).
Program ini mempertemukan mahasiswa dari dua negara yaitu Jepang dan Indonesia. Kegiatan ini diikuti 14 mahasiswa UKSW dan 15 mahasiswa dari Kwansei Gakuin University (KGU) Jepang.
Dua puluh sembilan mahasiswa tersebut didampingi oleh leader dari masing-masing universitasnya. Dari KGU didampingi Christian Triebel sebagai leader dan Yoshiko Sakai co-leader. Kemudian UKSW didampingi Ardiyarso Kurniawan, S.Pd., M.Hum., sebagai leader dan Maryanah, S.Pd., sebagai co leader.
Program tahunan dua universitas yang mengusung tema “Elevating Life Missions: Service to Humanity and World Peace” ini resmi dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Pengajaran, Akademik dan Kemahasiswaan (WR PAK) Prof. Dr. Ferdy S. Rondonuwu, S.Pd., M.Sc., Jumat (04/07/2023) di Ruang A 107.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Ferdy S. Rondonuwu menyampaikan melalui kegiatan ini UKSW siap untuk melanjutkan perjalanan dan persahabatan yang telah terjalin selama lebih dari empat puluh tahun.
Terutama untuk menyediakan platform pertukaran budaya, mendobrak hambatan, serta membangun jembatan pengetahuan.
“Selain itu, kalian juga akan terlibat dalam diskusi, membuat proyek kolaboratif dan menciptakan koneksi. Hal ini bertujuan untuk membentuk setiap pribadi, memperluas wawasan dan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki empati,” tuturnya.
Prof. Dr. Ferdy S. Rondonuwu menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya tentang apa yang akan dipelajari, melainkan tentang apa yang akan diajarkan untuk menjadi duta budaya dan menjalin jalinan persatuan.
Dia berharap melalui program ini peserta dapat memiliki kesempatan untuk mempelajari adat istiadat, seni, makanan, serta bahasa dari budaya yang berbeda.
Saling mengerti
Senada, Christian Triebel berharap peserta EASE 2023 dapat menciptakan dunia yang lebih baik melalui tindakan berbagi budaya, berinteraksi dengan orang lokal, belajar memecahkan masalah dan mempelajarinya.
Sementara itu, Ardiyarso Kurniawan mengungkapkan tema yang diusung kali ini bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat program ini karena selama dua tahun dijalankan secara online.
“Tema tahun ini bertujuan untuk mengusung kembali tema awal EASE ketika pertama kali dibentuk dan juga berangkat dari visi misi UKSW dan KGU,” ungkapnya.
Di samping itu, Ardiyarso Kurniawan menyebutkan program ini merupakan momen untuk belajar dari satu sama lain, berbagi pengalaman dan menciptakan hubungan yang bermakna. Selain itu peserta juga diajak untuk mendalami Elevating Life Missions: Service to Humanity and World Peace.
“Sebagai program internasional tertua dan terpanjang di UKSW dan KGU, program EASE tetap bertujuan agar peserta dapat saling mengerti dan tumbuh menjadi pemimpin yang bertanggung jawab atas masa depan warga dunia,” tuturnya.
Lebih lanjut Ardiyarso Kurniawan mengajak seluruh peserta untuk memulai perjalanan pembelajaran dan kolaborasi yang akan berlangsung selama dua minggu mendatang. Beberapa kegiatan yang akan dilakukan seperti field trip ke tiga kota yakni Salatiga, Magelang dan Bali. Selain field trip, diisi juga dengan academic discussion, food sharing, dan culture sharing.
Beberapa lagu seperti Indonesia Raya, Japan National anthem yakni Kimigayo, Mars UKSW, dan EASE anthem, dinyanyikan oleh seluruh peserta EASE 2023 dalam acara pembukaan.
Tidak hanya itu, kedua belah pihak saling memberikan souvenir sebagai kenang-kenangan, melakukan campus tour dan berfoto bersama di depan EASE 40th Anniversary Monument yang dibangun enam tahun lalu di salah satu sudut kampus UKSW.
wied