JEPARA ( SUARABARU.ID) – Yayasan Marga Langit, Desa Banjaragung, Kec. Bangsri, Jepara kembali melakukan ruwatan massal baik ruwatan sengkala maupun sukerta, Jumat (28/7-2023) sore. Ritual ruwatan yang diikuti oleh 150 orang dari berbagai kota di Jawa Tengah dan juga dari Malaysia, Thailan, Singapura ini merupakan rangkaian acara Grebeg Suro. Ruwatan dipimpin langsung oleh Ketua Yayasan Marga Langit KRT Hendro Surya Kartiko, S. Sn.
Sebelum ruwatan, dilakukan sunatan massal secara gratis bagi 6 anak bekerjasama dengan Omah Khitan Jepara dan santunan bagi 27 anak yatim. Kegiatan ini merupakan agenda rutin Yayasan Marga Langit.
Disamping itu pada Sabtu (29/7-2023) siang juga akan dilakukan kirab pusaka yang dikemas dalam kirab budaya dari Balai Desa Banjaragung ke Padepokan Marga Langit. Malam harinya diadakan pegelaran Wayang Kulit yang akan menampilkan Dalang Ki Bimo Maulana Rizki dengan lakon Mbengkas Angkara Murka dan Ki Dalang Nuryanto dengan cerita Wiratha Ninggal Janji.
Pembina Yayasan Marga Langit Hadi Priyanto memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang dilakukan dalam rangka Grebeg Suro. “ Ini adalah sebuah ikhtiar yang sungguh-sungguh dari yayasan untuk menjaga budaya dan tradisi bangsa,” ujar Hadi Priyanto.
Menurut KRT Hendro Suryo Kartiiko, di dalam kehidupan Masyarakat Jawa sejak masa Sunan Kalijaga dikenal tradisi ruwatan yang salah satu ritual penyucian. “Tradisi ini dilakukan dengan menggunakan media Wayang Kulit. Tradisi ini dapat dilakukan oleh orang Jawa ketika mengalami kesialan dalam hidup,” papar KRT Hendro Surya Kartiko, S. Sn
Ia juga menjelaskan, meruwat bisa berarti mengatasi atau menghindari sesuatu kesusahan batin dengan cara mengadakan pertunjukan atau ritual. “Umumnya ritual tersebut menggunakan media Wayang Kulit yang mengambil tema atau cerita Murwakala,” ujar KRT Hendro Surya Kartiko, S. Sn yang juga ketua Pepadi Jepara
Tradisi ruwatan tidak terlepas dari pertunjukan wayang yang menceritakan tentang Murwakala yang menjadi muasal sejarah tradisi tersebut. Karena untuk melaksanakan pertunjukan wayang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, maka Yayasan Marga Langit melakukan tradisi ngruwat secara gratis.
KRT Hendro Surya Kartiko, S. Sn juga menjelaskan, dalam Bahasa Jawa, ruwat sama dengan kata luwar yang artinya lepas atau terlepas. “Seorang Dalang bertanggungjawab atas kesialan serta kemalangan karena orang yang diruwat sudah menjadi anak si Dalang. Dari cerita pewayangan ini, masyarakat Jawa meyakini bahwa tradisi ruwatan sangat penting untuk mereka yang menginginkan keselamatan,” paparnya.
Hadepe