blank
PANCURAN - Plt Asisten Satu Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Pemkab Tegal, Suspriyanti mencebur ke kolam pancuran 13 Guci. (Foto: Sutrisno)

SLAWI (SUARABARU.ID) – Memandikan kambing kendit merupakan salah satu rangkaian ritual ruwat bumi obyek wisata Guci Kabupaten Tegal. Acara berlangsung selama dua hari mulai 25-26 Juli 2023.

“Ruwat bumi Guci merupakan tradisi turun menurun sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT yang ditandai dengan penyembelihan kambing kendit,” kata Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Tegal Drs Akhmad Uwes Qoroni MT disela ruat bumi, Rabu (26/7/2023).

Kambing kendit adalah kambing yang secara khusus untuk ruwat bumi. Setelah kambing dipotong, dagingnya dibagikan kepada warga masyarakat sekitar.

Diharapkan bahwa kambing kendit juga memberikan narasi artinya menyatukan semua komponen yang ada. Lambang ikat pinggang pada kambing kendit merupakan lambang persatuan dan kesatuan.

Selain kembing kendit juga ada bunga tiga macam (kembang telon) divisualisasikan yakni bunga kantil, bunga mawar, dan bunga kenanga.

“Bunga kantil merupakan ceritera kita dilahirkan di dunia. Bunga mawar dilambangkan dunia yang penuh keanekaragaman, dan bunga kenanga diartikan kita akan menjadi kenangan,” terang Uwes.

“Semoga acara ritual ruat bumi Guci menjadi daya tarik tersendiri untuk menambah dan melengkapi pada sektor pariwisata di Kabupaten Tegal,” pungkas Uwes

Sesepuh setempat yang juga pemandu ritual memandikan kambing kendit Dakot menyampaikan, proses rangkaian ruat bumi Guci diawali dengan pengajian atau istigotsah pada Selasa (25/7/2023) malam.

“Hari ini Rabu (26/7/2023) prosesi memandikan kambing kendit di pancuran 13 air panas. Sebelumnya secara simbolis kambing dimandikan menggunakan bunga. Kemudian kambing di bawa ketempat pemandian air panas pancuran 13,” ujarnya.

Disela memandikan kambing, H Dakot melempar tongkat kayu peninggalan leluhur ke kolam air panas pancuran 13, dan salahsatu peserta ritual, Plt Asisten Satu Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Pemkab Tegal, Drs Suspriyanti MM dengan tambang yang dikalungkan diminta mencebur ke kolam pancuran 13 untuk mencari tongkat kayu yang tenggelam.

Secara logika tongkat kayu yang panjangnya hanya satu meter lebih dibuang pada kolam akan terapung. Namun, tongkat tersebut saat dilempar tenggelam tidak bisa mengapung. Konon tongkat tersebut peninggalan leluhur H Dakot.

Terkait ritual menggunakan kambing H Dakot menerangkan, pada zaman dulu untuk prosesi ritual hanya menggunakan telur ayam. Selanjutnya tahun berikutnya menggunakan ayam cemani (hitam). “Lalu dengan bertambah makmurnya kehidupan warga sekitar meningkat, ritual menggunakan kambing,” pungkas H Dakot.

Ritual memandikan kambing kendit diakhiri denga ribuan warga berebut gunungan sayur dan buah dari hasil bumi.

Saat simbolis ikut memandikan kambing kendit, Kapolres Tegal AKBP Mochammad Sajarod Zakun, dan beberapa perwakilan Forkopimda Kabupaten Tegal.

Nino Moebi