blank
Dr Teddy Kholiluddin (paling kanan) dan Pendeta Sediyoko MSi (tengah) narasumber dalam diskusi moderasi beragama, dan paling kiri moderator Syarif Hidayatullah. Foto: wied

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Dosen Fakultas Agama Islam Unwahas Dr Teddy Kholiluddin menyatakan, kesadaran membangun literasi religiusitas atau literasi keberagamaan menjadi penting di era sekarang ini.

Hal itu disampaikan Teddy Kholiluddin saat berbicara dalam diskusi launching Kampung Moderasi Beragama yang diselenggarakan Kantor Kemenag Kota Semarang di Hotel New Puri Garden Semarang, Rabu 26 Juli 2023.

Dia mencontohkan, banyaknya denominasi dalam agama Kristen. Orang tidak banyak tahu, bahwa orang Kristen tidak bisa beribadah di sembarang gereja. “Warga Gereja Kristen Jawa tidak bisa begitu saja beribadah di Gereja Pantekosta. Tata ibadahnya berbeda, puji-pujiannya juga berbeda,” kata Teddy.

Keberadaan sebuah gereja di suatu tempat, bisa saja warga jemaatnya tidak daerah tersebut, karena anggotanya tinggal di tempat lain. Jadi meskipun warga yang tinggal di sekitar gereja itu sedikit, tetapi jemaatnya yang tinggal di tempat lain banyak.

“Hal semacam ini sebaiknya dipahami oleh warga masyarakat, sehingga tidak begitu saja tidak setuju dengan adanya pembangunan rumah ibadah di daerah tersebut,” ujar Teddy Kholiluddin.

Mengenai moderasi beragama, menurut Teddy, ini merupakan sesuatu yang bermula dari masyarakat, yang sudah menjalani kehidupan penuh toleransi di tempat mereka tinggal.

blank
Para tokooh agama dan penyluh agama hadier dalam peluncuran Kampung Moderasi Beragama, Rabu 26 Juli 2023. Foto: wied

“Praktik yang sifatnya grassroot ini kemudian dikembangkan dan dilipatgandakan oleh Kementerian Agama dengan membentuk kampung moderasi beragama,” kata Teddy.

Teddy juga berharap, kitab isa mengapungkan narasi-narasi kecil, misalnya tentang kerukunan, keharmonisan, toleransi, dan kedamaian. “Kemudian kitab isa mengembangkan passive tolerans menjadi active tolerans dengan tindakan-tindakan yang nyata di dalam masyarakat,” ujarnya.

Pembicara lain Pdt. Sediyoko, MSi dari Persekutuan Gereja Kristen Semarang mengatakan, gereja harus membangun relasi dengan agama lain.