Oleh : Hadi Priyanto
Jepara Carnival yang saat ini dikenal oleh masyarakat luas sebenarnya baru mulai dihadirkan tahun 2015 oleh para kreator fasien Festival Kartini Jepara. Bermula dari keinginan untuk menampilkan sesuatu yang tidak biasa, maka munculah ide dari Indria Mustika, M.Pd. guru SMKN 2 Jepara, salah satu tim kreatif Festival Kartini. Ia mengusulkan nama even itu adalah Jepara Carnival.
Indria Mustika juga mengusulkan, Jepara Carnival harus menggunakan wastra lokal yaitu batik motif Jepara dan tenun Troso untuk memberdayakan para perajin sekaligus sebagai pembeda dengan daerah lain seperti Jember dan Banyuwangi.
Namun kehadiran Jepara Carnival jika dirunut tidak bisa dilepaskan dari perjalanan Festival Kartini yang mulai digelar tahun 2013. Festival ini merupakan salah satu rekomendasi Simposium Nasional Kebudayaan dan Pembangunan dengan tema “Rekonstruksi Jepara untuk Masa Depan” yang digelar di pendopo Kabupaten September 2012.
Festival bertujuan untuk mempertemuan visi budaya dengan visi ekonomi untuk masa depan Jepara. Harapannya basis pengembangan ekonomi tetap berlandaskan pada kearifan budaya dan potensi lokal Jepara.
Seminar yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Jepara ini juga mengandeng aktor asal Jepara Alex Komang yang karena rindunya kepada kampung halamannya kembali ke Jepara bersama M. Iskak Wijaya, seorang pegiat budaya.
Untuk mewujudkan salah satu rekomendasi ini, maka dilakukan diskusi intens hingga muncul gagasan menyelenggarakan sebuah even yang digelar dalam rangka peringatan Hari Jadi yang mengambil momentum penobatan Ratu Kalinayamat 10 April dan Hari Kartini tanggal 21 April. Nama Festival Kartini dipilih, sebab pahlawan nasional itu terbukti menjadi kekuatan absolut Jepara. Sedang even digelar sejak tanggal 9 April – 21 April.
Harapannya even ini bisa menjadi kalender yang memberdayakan dan layak “dijual” setiap bulan April. Sebab saat itu semua orang akan mengenang kebesaran nama RA Kartini yang identik dikaitkan dengan kota kelahirannya, Jepara.
Jepara Carnival
Pada Festival Kartini pertama tahun 2013, pagelaran fasien baru dilakukan dengan Fashion Show Jepara Batik Tenun Fashion Week dengan menggandeng Jurusan Tata Busana SMKN 2 Jepara. Demikian juga Festival Kartini tahun 2014.
Hadi Priyanto dan M. Iskak Wijaya yang sejak awal Festival Kartini digelar mendapatkan kepercayaan sebagai ketua dan wakil ketua panitia mengajak tim kreatif fasien yang dimotori oleh Idria Mustika membuat suatu even yang berbeda dalam even busana. Indria Mustika kemudian mengusulkan sebuah even carnival yang kemudian diberi nama Jepara Carnival.
Dengan dukungan Kepala SMKN 2 Jepara Subandi, para guru prodi Tata Busana SMKN 2 Jepara seperti Purwaningsih, Endang Irianti, Wahidah, Nur Aini, dan koordinator fasien Festival Kartini Indria Mustika serta seniman Bayu Supriyanto akhirnya mencoba mewujudkan Jepara Carnival yang waktu itu belum ada di Jepara.
Persoalan yang kemudian dihadapi kala itu adalah belum dikenalnya desain busana carnival oleh para perancang busana di Jepara. Berbeda dengan fasien show. Ini tentu akan menyulitkan peserta untuk berpartisipasi, sehingga Jepara Carnival dikawatirkan minim peserta.
Saat ide itu digulirkan, Bayu Supriyono yang setiap Festival Kartini mendapatkan kepercayaan membuat dekorasi panggung utama, kebetulan sedang menjadi guru tamu di jurusan Tata Busana SMKN 2 Jepara untuk mengajarkan seni recicle use dari limbah sabut kelapa dan dekor.
Akhirnya dengan kerja sama yang baik antara panitia Festival Kartini, guru Tata Busana SMKN 2 Jepara dan Bayu Supriyono akhirnya terciptalah 36 desain busana carnival 3 dimensi yang akan diaplikasikan pada boneka barbie.
Replika kostum carnival ini kemudian dilengkapi dengan rincian anggaran, mulai Rp. 900 ribu hingga Rp. 1.7 juta dan ditawarkan dari pintu ke pintu kepada semua OPD, sekolah, BUMD/BUMN dan dunia swasta. Tentu dengan surat sakti, himbauan dari Bupati Jepara saat itu.
Mengejutkan. Ternyata animo dari para kepala dinas, BUMD, BUMN, satuan pendidikan, dan perusahaan sangat besar. Juga para desainer fasien. Ada sekitar 60 lembaga yang kemudian memesan busana Carnival Jepara. Bahkan ada yang memesan dua seperti Bank Jateng dan Setda Jepara. Semua dikerjakan oleh Jurusan Tata Busana SMKN 2 Jepara dengan menggandeng seniman kreatif Bayu Supriyanto. Pengerjaan busana juga melibatkan siswi jurusan Tata Busana.
Jepara Carnival kemudian menjadi salah satu even Festival Kartini tahun 2015 dalam rangka memperingati Hari Kartini ke – 136 dan Hari Jadi ke – 466. Saat pertama kali dihadirkan di Jalan Pemuda Jepara pada tanggal 12 April 2015, Jepara Carnival mendapatkan sambutan yang luar biasa dari masyarakat Jepara mulai start dari di Tugu RA Kartini hingga perempatan Potroyudan.
Acara dibuka oleh Bupati Jepara Ahmad Marzuqi dengan didampingi Wakil Bupati Jepara Subroto. Gelaran dimulai dengan penampiloan Marching Bahana Caraka Sisya dari SMPN 2 Jepara dan dilanjutkan dengan tari batik yang menampilkan batiK motif Jepara.
Setelah itu ditampilkan Jepara Carnival yang diikuiti oleh 80 peserta dengan menampilkan keindahan tenun Troso dan Batik Motif Jepara. Juga penampilan 15 busana terbaik saat digelar Batik dan Tenun Fashion Week. Saat pertama kali digelar, Jepara Carnival sebagian besar peraganya dari siswi SMKN 2 Jepara dibawah bimbingan Guru Tata Busana.
Keberhasilan menyelenggarakan gelaran Jepara Carnival kemudian diulang tahun 2016, tetap dalam bagian tak terpisahkan dari Festival Kartini Jepara. Kali ini dimulai dengan workshop bagi para desainer dan juga kerjasama dengan perajin batik Jepara dan Tenun Troso untuk memberikan discount 10 – 15 % bagi peserta.
Pada gelaran ini muncul kreator dan perancang busana Jepara Carnival baru seperti dari SMAN 1 Jepara, Harun, Didin Ardiyansyah, Rohmad Ariyan yang lebih dikenal dengan panggilan Ucok dan seniman dari Troso.
Disamping itu Tim Busana Jepara Carnival dari SMKN 2 Jepara kemudian mendapatkan kesempatan untuk mewakili Jepara mulai dari Semarang Night Carnival, Borobudur Carnival hingga Jogyakarta Carnival pada tahun 2016.
Pada tahun 2017, pada hari Minggu 5 Februari 2017 juga digelar even Jepara Carnival Tingkat Jateng memperebutkan trophy Gubernur Jawa Tengah yang berlangsung di Jln. Kartini Jepara. Gelaran yang difasilitasi oleh Plt Bupati Jepara Ikhwan Sudrajat ini diikuti peserta dari Kudus, Demak, Pati, Grobogan, Blora, Salatiga, Semarang, dan Rembang.
Setelah itu sukses menggelar Jepara Carnival Tingkat Jateng Indria Mustika pada tahun tanggal 16 September 2017 juga menampilkan Jepara Carnival di Toowoomba Carnival of Flowers Australia. Saat itu Indria Mustika terpilih mewakili Jawa Tengah sebagai duta guru di Queensland, Australia. Ia membawakan baju carnival dengan tema wayang dan ukiran karya Bayu Supriyanto
Sementara Bayu Supriyanto berhasil meraih predikat best costume pada ajang International Miss Tourism Worldwide 2018 di Singapura. Busana Carnival ciptaannya dikenakan Tennissa Febriani dengan mengusung tema ”Dewi Sri”.
Jepara Carnival juga diperkenalkan oleh Bayu Supriyanto di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Ia diundang ke kota tersebut untuk menjadi narasumber tunggal dalam Workshop Fasyen Karnaval di Kabupaten Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah. Juga sejumlah even carnival yang diikuti oleh Bayu Supriyanto di sejumlah even di tanah air.
Kemudian ada sejumlah even Jepara Carnival dan kemudian berhenti selama 2 tahun saat pandemi Covid – 19. Baru kemudian menggeliat kembali pada bulan Agustus 2022 saat digelar Festival; Jepara Bangkit. Atas inisiatif Ketua Dekranasda Kabupaten Jepara Ny. Eka Edy Supriyanta yang menggandeng MGMP Tata Busana SMK Kabupaten Jepara dan MGMP Tata Busana SMK Provinsi Jawa Tengah, exsebisi Jepara Carnival digelar
Jepara Carnival yang dimulai digelar tahun 2015 di Jepara dapat menjadi ajang bukan saja untuk membangun kreativitas para perancang busana Jepara, tetapi juga untuk menumbuhkan karakter bagi para peraga busana. Bahkan promosi potensi daerah melalui liputan media para jurnalis dan juga unggahan pada platfom media sosial oleh para fotografer, peserta dan warga yang antusias menyambut kehadirannya.
Penulis adalah Ketua Festival Kartini tahun 2013 hingga 2016.