SURAKARTA (SUARABARU.ID) – Perbedaan yang ternyata mampu menyatukan ujung barat hingga ujung timur Indonesia, membuat Indonesia dihormati banyak negara. Negara lain heran, lantaran tidak mudah membangun bangsa di tengah banyaknya perbedaan.
“Bukan hanya bangsa Arab saja. Mulai dari Amerika pun, Eropa pun, mereka juga heran. Kok bisa ya, orang Indonesia itu kumpul bareng. Negara yang begitu besar, kepulauan yang begitu banyak, pemikiran yang begitu banyak,” ungkap Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat menghadiri Festival Budaya Spiritual di Balaikota Surakarta, Senin (17/7/2023) malam.
Persatuan dan kebersamaan yang terbangun saat ini, menurut pandangan Wagub, karena adanya semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan itu tertanam dalam setiap diri warga negara Indonesia, sehingga tumbuh rasa menghormati di tengah perbedaan yang ada.
“Kita menghormati perbedaan, tetapi perbedaan itu untuk memajukan bangsa dan negara kita. Istilahnya, beda ya beda, tetapi tujuannya sama,” tuturnya.
Wagub pun senang, sebagian besar kabupaten/ kota di Jawa Tengah sudah banyak yang menjunjung tinggi toleransi, sehingga mendapat predikat kabupaten/ kota toleran, salah satunya Surakarta.
Pemerintah Kota Surakarta memberikan ruang dan kesempatan yang sama bagi warganya, khususnya dalam merayakan hari besar agamanya. Menurut Wagub Taj Yasin, kondisi yang rukun dan damai inilah, yang menjadi pesan para pendiri bangsa.
Senada dengan pernyataan Wagub, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Hilmar Farid menyebut, Jawa Tengah sudah membuktikan menjadi ujung tombak toleransi di Indonesia. Banyak daerah di Jawa Tengah yang berpredikat sebagai kabupaten/ kota toleran.
Salah satu penyelenggaraan Festival Budaya Spritual dilaksanakan di Surakarta, bebernya, juga dilatarbelakangi alasan karena kerukunan beragama dan kebhinekaannya semakin baik dan meningkat. Dirinya berharap, toleransi yang terbangun di Jawa Tengah, akan menular di wilayah lain di Indonesia.
Hery Priyono