blank
Ilustrasi punggung terasa panas. Foto: Dok/SehaQ

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Apakah kamu pernah merasakan punggung tiba-tiba terasa panas tanpa sebab? Bahkan seperti terasa kesemutan dan nyeri.

Mengutip dari SehatQ, punggung terasa panas dapat diakibatkan terbakar sinar matahari, nyeri saraf, heartburn, hingga fibromyalgia. Untuk mengatasinya, kamu bisa menggunakan kompres dingin, mengkonsumsi obat pereda nyeri, atau menggunakan pelembap kulit.

Masalah pada punggung melanda banyak orang, mulai dari pegal linu, nyeri punggung, hingga punggung terasa panas. Masalah tersebut bisa tiba-tiba datang tanpa kamu ketahui apa penyebabnya.

Keluhan punggung panas dapat berkaitan dengan masalah kulit, saraf, ataupun yang lainnya. Kondisi ini bisa membuat kamu merasa tidak nyaman, bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Ada pula kemungkinan punggung terasa panas saat disentuh. Kondisi ini dapat terjadi karena masalah pada kulit. Gejala-gejala lain yang dapat kamu rasakan antaralain, kulit teriritasi, merah, atau berubah warna. Selain itu kulit mengelupas atau bengkak, rasa nyeri yang hebat di dalam atau di bawah kulit, demam serta nyeri otot.

Sebagian orang juga bisa mengalami nyeri punggung yang terasa panas seperti terbakar atau menusuk. Berikut adalah sejumlah gejala lain yang dapat menyertainya:

Punggung kesemutan atau mati rasa
Sensasi panas menyebar ke area lain, seperti lengan atau kaki
Nyeri di perut, dada, atau tenggorokan.
Penyebab punggung terasa panas

Mulai dari terbakar sinar matahari hingga fibromyalgia, berikut adalah beberapa penyebab punggung panas.

1. Sengatan matahari
Sengatan matahari adalah salah satu alasan kenapa punggung terasa panas seperti terbakar. Ketika beraktivitas di luar pada siang hari, kulit punggung atau pundak bagian atas dapat mudah terbakar sinar matahari jika tidak ditutupi.

Kulit yang tersengat matahari dapat terasa panas saat disentuh. Selain itu, area kulit tersebut bisa menjadi merah, mengelupas, atau bahkan seperti terbakar. Punggung panas akibat sengatan matahari umumnya bisa sembuh sendiri. Namun, kondisi ini juga dapat terasa menyakitkan dan meningkatkan risiko kanker kulit.