blank
Dengan pemain dan instrrumen musik minimalis, vokalis Doso pun melakukan "test mike" dengan lagu Segenggam Harapan. Foto: Widiyartono R.

hanya padamu
kusampaikan segenggam harapanku
teguh kukuhkan hatimu
junjung tinggi budayamu semoga abadi
(Keroncong Segenggam Harapan, Boediman BJ)

ALUNAN musik dengan irama yang sangat khas, tiba-tiba mengalun di lereng Gunung Ungaran, tepatnya di lokasi perkemahan Camp Mawar, Umbul Sidomukti, Jimbaran, Bandungan, Kabupaten Semarang.

Sebuah lagu mengalun, dinyanyikan oleh vokalis Doso sembari minum kopi. Ya, Doso menyanyikan lagu Keroncong Segenggam Harapan ciptaan Boediman BJ ini sembali memegang cangkir kopi, karena memang lagi test mike. Tetapi suara pensiunan BRI ini memang tidak kaleng-kaleng. Dia ada lah vokalis keroncong yang selalu tampil dalam gelaran Waroeng Keroncong di Semarang.

Ya, sore itu cuaca agak mendung, meski sudah masuk musim kemarau. Puluhan tenda sudah terpasang, dan sebagian sudah mulai terisi penghuninya.

Lalu satu demi satu orang datang, kemudian dalam jumlah yang lebih besar. Ya, sore itu, Jumat 23 Juni 2023, Komunitas Waroeng Keroncong Semarang mengajak anggotanya untuk berkemah di sini. Kemahnya seniman, apalagi seniman keroncong pastilah berbeda.

Kemah pada umumnya memang ada api unggun, begitu pula dengan kemahnya Komunitas Waroeng Keroncong ini. Tetapi ada yang berbeda, kegiatan yang melibatkan sekitar 50 orang itu, sejak sore, malam, hingga pagi penuh dengan irama keroncong.

Menurut Setiyanto, Ketua Komunitas Waroeng Keroncong, kegiatan kemah ini merupakan variasi kegiatan yang dilaksanakan komunitasnya. Komunitas Warung Keroncong rutin berkegiatan setiap Rabu malam di Semarang, dengan pentas yang tempatnya berganti-ganti.

“Rabu malam minggu pertama kami pentas di Taman Indonesia Kaya, Rabu minggu kedua di Taman Nada Brumbungan, Rabu ketiga di Taman Srigunting Kota Lama, dan rabu keempat di Taman Kedondong Lamper Tengah Semarang,” ujar Setiyanto.

Menata sound system

Sekitar pukul 16.00 rombongan lain kembali berdatangan. Sementara rombongan yang baru datang memasukkan barang-barang ke tenda masing-masing, beberapa orang mulai menata peranti sound system.

blank
Ketua Komunitas Waroeng Keroncong, Setiyanto, mendendangkan lagu dangdut “Tidak Semua Laki-laki” dalam irama keronconmg. Foto: Widiyartono R.

Gun yang dikenal sebagai pemain biola, sigap menata piranti itu. Dua loud speaker aktif terpasang, kabel-kabel disambung. Meski di areal perkemahan di lereng gunung di hutan pinus, tersedia juga aliran listrik. Sehingga semua piranti elektrik pun tetap berfungsi.