penyandang disabililas
Salah satu peserta lomba balap kursi roda saat bertanding pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) penyandang disabilitas grup C yang berlangsung di Stadion Moch Soebroto Kota Magelang. Foto:W. Cahyono

MAGELANG (SUARABARU.ID)- Ratusan pelajar dari sejumlah sekolah luar biasa di tujuh kota/kabupaten mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) penyandang disabilitas  yang digelar di GOR Samapta dan Stadion Moch Soebtoro, kompleks Gelora Sanden, Kota Magelang.

“O2SN ini diikuti 114 atlet penyandang disabilitas merupakan pelajar sekolah luar biasa (SLB)  yang ada di Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Temanggung, Purworejo, Klaten, Boyolali dan Salatiga,”  kata Ketua Panitia O2SN grup C, Edi Purwanto.

Edi mengatakan, ajang pertandingan O2SN bagi para pelajar dari SLB tersebut  merupakan implementasi program pemerintah pusat dalam memberikan ruang kepada anak-anak disabilitas untuk mengembangkan potensinya.

“Kegiatan O2SN digelar untuk mengawal Kemendikbud, khususnya untuk memberikan ruang kepada anak-anak disabilitas dalam mengembangkan potensi yang dimiliki,” kata Edi yang juga Kepala Sekolah SLB YPALB ‘Putra Mandiri”Kota Magelang.

Menurutnya, pada O2SN tersebut mempertandingkan cabang olahraga  lompat jauh, lari 100 meter, lempar turbo, bulu tangkis, tenis meja, bocce, balap kursi roda  dan catur sistem buta. Semua lomba-lomba tersebut diikuti para pelajar dari sekolah luar biasa ( SLB) dari tujuh daerah tersebut.

Ia menambahkan, peserta dari masing-masing cabang olahraga yang dipertandingkan dikelompokkan berdasarkan kelompok disabilitasnya. Yakni, kelompok tuna rungu, tuna grahita, dan juga tuna daksa.

Nantinya,  dari hasil pertandingan tersebut dapat ditentukan juara dari masing-masing jenjang, yakni juara 1,2 dan 3. Para pemenang juara pertama dari masing-masing jenjang tersebut, nantinya mewakili grup C untuk maju ke tingkat Provinsi Jawa Tengah.

“ Pemenang juara pertama grup ini akan maju ke tingkat provinsi dan akan kembali bertanding dengan grup lainnya. Di Jawa Tengah sendiri ada enam grup, dari A sampai F dan grup C Kota Magelang sebagai tuan rumah,” ujarnya.

Ia berharap, dari ajang tersebut  talenta dari setiap anak penyandang disabilitas dapat terus terasah dan terus dikembangkan hingga ke tingkat nasional.

Sementara itu, salah satu peserta Blind Chess (catur sistem buta) dari  SLB Salatiga, Rifqi mengatakan, dirinya telah menyiapkan segala sesuatunya dalam ajang tersebut  sejak September 2022  lalu.

“Saya mulai  fokus latihan sejak September-Oktober lalu, namun  terkadang masih sedikit mengalami kendala  yakni, untuk membaca permainan lawan,” katanya. W. Cahyono.