GOMBONG (SUARABARU.ID) – Yayasan Bina Insani Kebumen berbagi tali asih (bakti sosial ) sebanyak 1.250 paket untuk beberapa simpul di sekitar unit kegiatan pendidikan di bawah yayasan, Kamis (20/3).
Pembagian tali asih dilakukan di kompleks lembaga pendidikan SMA IT Logariama Ponpes Ad Daar Ath Thoyyibah, Desa Bejiruyung, Kecamatan Sempor, Kebumen. Tali asih juga dibagikan di Kecamatan Karanganyar dan Gombong.
Kegiatan penyerahan tali isah ini rutin dilakukan Yayasan Bina Insani yang bergerak di bidang pendidikan dan dakwah. Bukan karena yayasan itu berlebih, namun semata karena berbagi kepada sesama.
Ketua Yayasan Bina Insani Dra Sri Winarti MH menyampaikan pesan di setiap unit kerja agar tetap peduli sesama dalam situasi apa pun.
“Kita harus berusaha berbagi, sebagai bukti kasih sayang di masyarakat. Apalagi ketika keadaan kita sedang penuh keprihatinan,”ujar mantan anggota DPRD Kebumen itu.

Kepada staf yayasan dan warga, Winarti alias Bu Win juga mengingatkan agar semangat berbagi itu tidak hanya dilakukan saat berlebih atau hidup berkecukupan harta, namun dalam situasi apa pun.
“Kami dari lembaga menyempatkan berbagi jelang perayaan Idul Fitri 1446 H ini semoga bisa bermanfaat,”ujar Bu Win.
Menurut Sri Winarti, pembagian paket sembako untuk sekedar tali asih. Ini dilakukan bukan karena kelebihan harta, namun sebagai bentuk kasih sayang dan kepedulian kepada sesama yang membutuhkan.
LSM bina Insani merupakan nGo di Kabupaten Kebumen yang bergerak di berbagai bidang. Antara di bidang pendidikan dan dakwah Islam.
Bina Insani juga ikut menjadi mitra Pemda Kebumen untuk membantu menciptakan clean covernment dan good gavernance (pemerintahan yang bersih dan baik) sebagaimana di cita-cita kan oleh reformasi 1998.
Pendidikan yang dikelola oleh Yayasan Bina Insani dari mulai pendidikan dasar di kelas masyarakat pedesaan. Ada Madrasaah Ibtidaiyah, SD dan SMP hingga SMA. Model pembelajaran memadukan pesantren dan sekolah modern dengan sistem full day school.
Pembina Yayasan Bina Insani KH Yunus Anies Ibnu Ridwan Al Badri menambahkan, pihaknya menghadirkan pesantren tradisional di Era kekinian. Yakni pesantren yang tetap dengan sistem berbahasa Arab bukan buku terjemahan.
“Di kandung maksud pesantren kami tetap menjaga yang khas tradisional tetapi dihadirkan dengan sistem sekolah modern dan visioner untuk menjawab tantangan zaman,”tandas Kiai Yunus.
Komper Wardopo