JEPARA (SUARABARU.ID) – Kontak Tani Nelayan Andalan Jepara, Eman Pramono AR, S.E., menjelaskan profesi sebagai petani garam sebenarnya menguntungkan karena jumlah kebutuham garam nasional untuk industri dan rumah tangga per tahun sekitar 4 juta ton. Sementara produksi rata-rata nasional diangka 2 jataan ton.
“Dengan demikian 50% kebutuhan garam nasional masih import. Hal ini terjadi sejak Indonesia merdeka, dan belum pernah swasembada garam,” ungkapnya. Ini harus menjadi PR besar bagi setiap penguasa. “Namun PR besar ini tidak pernah diselesaikan secara serius,” ujarnya dalam wawancara khusus denga SUARABARU.ID Senin (19/6-2023) malam.
Eman Pramono mengungkapkan, ada beberapa cara yang bisa ditempuh pemerintah jika ingin swasembada garam yaitu ekstensifikasi dengan menentapkan zona perluasan lahan garam, intensifikasi lahan dan penerapan tehnologi modern.
Dijelaskan oleh Eman Pramono, berdasarkan data, Jepara memiliki luas tambak garam kurang lebih sekitar 720 hektare dengan petani sekitar 500 orang dari 6 desa di Kecamatan Kedung yaitu di Desa Tanggultlare, Bulak Baru, Surodadi, Panggung, Kedungmalang, dan Karangaji
Karena itu menurut Eman Pramono Pemkab Jepara perlu secara serius untuk memaksimalkan potensi alam ini guna meningkatkan jumlah produksi garam dan kesejahteraan petani. “Keseriusan ini harus muncul dan tergambar dalam penganggaran di APBD,” paparnya
Eman Pramono AR juga mengungkapkan, dalam PENAS VXI Padang 10 sd 15 Juni 2023, ia juga telah berhasil melalukan kesepahaman B to B untuk memasok kebutuhan garam grosok ke Sumbar sebesar 1.500 ton per bulan. “Saya berharap ini bisa ditindaklanjuti dengan skema G to G antara Pemkab Jepara dengan Pemprov Sumbar” ujar Pramono.
Hadepe